Bisnis.com, TIMIKA--Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, terdapat investor asing anyar yang belakangan tertarik untuk ikut bergabung pada program pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter nikel di Sorong, Papua Barat mendatang. Investor yang disebutkan berada di kawasan Asia itu akan mengambil bijih nikel dari hasil tambang dari emiten BUMN tambang, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam.
“Kemarin sudah ada investor dari luar negeri sudah bertemu dengan saya, sekarang lagi minta untuk kerja sama dengan Antam karena ore nikelnya akan diambil dari punya Antam,” kata Bahlil selepas Orasi Ilmiah PT Freeport Indonesia (PTFI) di Universitas Cendrawasih, Jayapura, Kamis (6/10/2022).
Nantinya, kata Bahlil, calon mitra anyar itu akan mengambil bagian pada tahapan pemurnian dan pengolahan nikel di Sorong. Dia berharap ketertarikan investasi pada hilirisasi tambang di Tanah Papua dapat meningkatkan nilai tambah di kawasan tersebut.
“Tapi ore nikel di-cover oleh smelter ini nantinya,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pembangunan smelter itu dipercepat. Dalam kunjungannya ke Sorong, Papua Barat pada Kamis (27/2/2020) lalu, Luhut meminta kementerian atau lembaga terakit bersama dengan pejabat lokal untuk menyelesaikan kendala-kendala yang terdapat pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut.
Dalam kunjungan kerja itu, Menko Luhut menyoroti pembangunan smelter yang tak kunjung terealisasi oleh perusahaan nikel yang menempati KEK Sorong.
Baca Juga
"Tiga tahun lalu saya dorong Antam untuk buat smelter di sini. Tapi saya tidak mengerti kenapa tidak jadi. Smelter ini akan terus saya dorong. Saya akan paksa ini jadi. Karena mereka janji," kata Menko Luhut dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (27/2/2020).
Selain itu, Luhut meminta agar perusahaan nikel yang menempati kawasan KEK Sorong turut membuat produk turunannya seperti stainless steel atau carbon steel hingga lithium battery.