Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Smelter di Sorong Lamban, Luhut Kecewa

Dia juga meminta perusahaan nikel yang menempati kawasan KEK Sorong turut membuat produk turunannya seperti stainless steel atau carbon steel, hingga lithium battery.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) berbincang dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) berbincang dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meminta pembangunan smelter oleh perusahaan nikel yang menempati Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong Papua Barat, dipercepat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah mendorong PT Aneka Tambang Tbk. untuk membangun smelter di Papua sejak tiga tahun lalu. Namun, pihaknya heran pembangunan tidak kunjung tuntas.

"Smelter ini akan terus saya dorong. Saya akan paksa ini jadi karena mereka janji," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2020).

Luhut menegaskan hal itu di sela kunjungan kerjanya ke KEK Sorong. Sebanyak tiga titik di KEK Sorong yang dikunjung yakni Kanal KEK Sorong, Pelabuhan KEK Sorong, serta Kantor Administrator KEK Sorong.

Dia juga meminta perusahaan nikel yang menempati kawasan KEK Sorong turut membuat produk turunannya seperti stainless steel atau carbon steel, hingga lithium battery.

Luhut berpendapat pembangunan yang tengah digenjot di Papua itu akan membuka lapangan kerja serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya masyarakat Papua.

"Kalau dua perusahaan saja masuk, dengan kita punya cadangan di sini, bisa kerja 30.000 orang lebih. Nanti akan ada sekolah politeknik di sini seperti di Morowali. Mendidik anak-anak Papua untuk menggantikan pekerja-pekerja asing di sini," tambahnya.

Pihaknya juga menargetkan pembangunan bisa rampung dalam lima tahun ke depan. Agar proyek pembangunan bisa berlangsung cepat, seluruh pejabat lokal serta para pemangku kepentingan diimbau menjaga kedamaian dan keamanan di Papua.

"Untuk itu harus kita mulai cepat. Saya akan telpon Dirut Antam, saya panggil segera," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper