Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah diminta tidak hanya berfokus menghidupkan kembali bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat lewat penerbangan umrah.
Pemerhati penerbangan Alvin Lie menegaskan tidak setuju apabila penerbangan umrah dijadikan sebagai faktor utama untuk membangkitkan pergerakan penumpang di Bandara berkode KJT tersebut. Menurutnya, apabila hanya dilandasi dengan alasan tersebut, justru bisa mempersulit jemaah umrah yang hendak berangkat ke Tanah Suci karena pemerintah berpotensi kurang siap dalam memberikan layanan dan fasilitas yang lengkap mulai dari kesehatan hingga pondok asrama.
"Kalau hanya demi menghidupi Kertajati, saya tidak setuju karena egoistis dan jemaah umrah hanya dijadikan sarana saja. Salah salah mempersulit jemaah yang beribadah," ujarnya, Senin (3/19/2022).
Berbeda halnya, kata dia, apabila fokus pemerintah untuk membuka penerbangan umrah di Bandara Kertajati adalah untuk meningkatkan kenyamanan kelancaran jemaah umrah. Mengingat, kata dia, bandara Soekarno - Hatta, khususnya kapasitas terminal 3 sudah sangat sesak.
Imbasnya, banyak jemaah umrah yang berdesak-desakan saat check in dan pengambilan bagasi. Alhasil, dia lebih mendukung dengan adanya fokus dan rencana pemerintah memberikan fasilitas khusus bagi jemaah umrah dari wilayah Jawa Barat di bandara Kertajati. Termasuk juga fasilitas lainnya seperti penginapan. Alvin juga menyarankan agar bandara Kertajati bisa menggunakan penerbangan dalam negeri seperti Garuda Indonesia dan Lion grup hingga Saudia Airlines. Dengan demikian, banyak pihak yang dapat merasakan manfaatnya.
"Jadi memang fokusnya harus pelayanan demi kelancaran dan pelayanan jemaah umrah. Bukan demi menyelematkan bisnis Kertajati," imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu pengamat kebijakan publik Agus Pambagio juga masih pesimistis bahwa niat pemerintah untuk membangkitkan Bandara Kertajati dari tidur panjang lewat penerbangan umrah tidak serta merta bisa berjalan mulus. Mengingat jarak penerbangan umrah di Bandara Kertajati yang letaknya sangat jauh dari Jakarta.
Belum lagi, tidak adanya fasilitas penginapan bagi jemaah haji. Meskipun nantinya akses bandara lewat jalan tol Cisumdawu tersambung tetapi masyarakat pun bakal lebih memilih penerbangan melalui Bandara Husein Sastranegara.
"Kalau dalam pandangan saya, dari awal memang lokasi bandara tersebut yang sudah salah tapi tetap dibangun. Jadi menurut saya selama 5 tahun mendatang pun. Bandara Kertajati juga sulit berkembang. Semoga saya salah," katanya.