Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Proyeksi Inflasi Sentuh 6,27 Persen Akhir 2022

Ekonom Bank Mandiri menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi September 2022 yang menjadi 5,95 persen.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menilai bahwa laju inflasi masih akan mengalami kenaikan hingga akhir 2022 mencapai 6,27 persen, akibat masih adanya efek kenaikan harga BBM terhadap barang dan jasa lainnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi September 2022 yang menjadi 5,95 persen (year-on-year/YoY). Hal itu tercermin dari inflasi administered price yang naik menjadi 13,28 persen (YoY).

Menurutnya, inflasi masih akan meningkat hingga akhir tahun karena kenaikan harga BBM tidak hanya memberikan first round effect terhadap inflasi administered price. Akan terdapat second round effect terhadap harga barang dan jasa lainnya.

"Kami terus memperkirakan inflasi akan tetap tinggi di sisa tahun 2022, naik di atas 6 persen secara tahunan. Hal ini terutama disebabkan oleh membaiknya permintaan [demand-pull inflation] di tengah pelonggaran PPKM," tulis Faisal dalam risetnya, Senin (3/10/2022).

Menurut Faisal, inflasi utama dan inflasi inti masih dapat memanas dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa belum semua kota melakukan penyesuaian tarif jasa transportasi di tengah penyesuaian harga BBM, sehingga menurut Faisal terdapat risiko tekanan inflasi pada bulan-bulan berikutnya.

Bank Mandiri pun menilai bahwa akan terjadi kenaikan harga pangan dan energi yang menyusul penyesuaian harga BBM bersubsidi, atau merupakan cost-push inflation.

"Secara keseluruhan, kami memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 6,27 persen pada akhir tahun 2022 [dibandingkan dengan 1,87 persen pada 2021]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper