Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Bahlil Blak-blakan soal 'Hantu' Penyebab Investasi Mangkrak

Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia menyebut hantu yang bikin investasi mangkrak di Indonesia.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan sejumlah penyebab investasi mangkrak di Indonesia. Salah satunya adalah adanya 'hantu' yang dapat dirasakan, namun tak bisa dipegang. 

Bahlil mengaku saat dirinya mulai menjabat sebagai Menteri Investasi, terdapat Rp708 triliun investasi yang mangkrak.  Saat ini, dia mengklaim berhasil mengeksekusi lebih dari Rp558,7 triliun atau setara 78,9 persen dari Rp708 triliun investasi mangkrak.

Menurutny, penyebab mangkraknya investasi  dipicu oleh tiga hal. Pertama, aturan tumpang tindih antara kabupaten/kota sebelum adanya Undang-undang Cipta Kerja. Kedua, terjadi ego sektoral antar kementerian/lembaga.

“Ketiga persoalan yang tidak bisa diurai secara teori tapi bisa diselesaikan dalam bahasa saya, seperti 'hantu', angin dapat dirasakan, tidak bisa dipegang. Dan yang bisa mendekati ini hanya orang yang bisa mendekati ilmu hantu,” kata Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Rabu (21/9/2022).

Dia juga mengungkapkan total Rp100 triliun lebih dari investasi mangkrak yang tak bisa dieksekusi hingga hari ini terjadi lantaran sejumlah investor kekurangan likuiditas akibat pandemi Covid-19.

Di samping itu, dia juga menyinggung terkait persoalan tanah yang tak kunjung selesai. Bahlil menyayangkan sejumlah oknum yang memberikan tanahnya dengan harga yang terlampau mahal.

Tindakan tersebut dinilai menjadi salah satu alasan Indonesia sulit untuk berkompetisi dengan negara lain. Pasalnya, kata dia, negara lain memberikan tanah mereka dengan harga terjangkau dan fasilitas yang memadai.

“Si investor maunya di lokasi A tapi karena begitu tahu itu lokasi A, tanahnya itu dibuat mau-mau kita aja. Jadi kita kadang-kadang,  kita membuat harga tanah ini sudah sama dengan harga capex dengan membangun mesinnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper