Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, mengatakan Bendungan Jlantah akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter per detik, potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 625 KWh, reduksi banjir sebesar 70,34 m3 per detik serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.
"Saat ini konstruksinya telah mencapai 44 persen dan akan dipercepat proses penyelesaiannya dari rencana Desember 2023 menjadi Oktober 2023," kata Jarot Widyoko seperti dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (16/9/2022).
Bendungan Jlantah dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dengan salah satu kegunaannya adalah mengaliri lahan pertanian seluas 1.494 hektare (Ha) untuk 2 Kecamatan di Kabupaten Karanganyar yaitu Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo.
Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan, Bendungan Jlantah merupakan tipe urugan random pasir kerikilan atau zonal inti tegak, yang memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 bersumber dari aliran Sungai Jlantah, konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m, panjang puncak 404 m.
"Kontraktor dari pengerjaan bendungan ini adalah PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar," ujar Jarot.
Ketua Tim Kunker Komisi V DPR RI Hamid Noor Yasin menyampaikan apresiasi kepada Kementerian PUPR yang tengah mempercepat penyelesaian konstruksi Bendungan Jlantah agar segera dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar baik untuk kebutuhan irigasi, air baku, budidaya air tawar, dan pariwisata.
"Karena ini masih proses pembangunan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengantisipasi penanganan sedimentasi, langkah ini penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan dan kebermanfaatan dari waduk Jlantah di masa mendatang," jelasnya.