Bisnis.com, JAKARTA — Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 1 September 2022 menyebabkan warga panic buying untuk membeli Pertalite hingga menimbulkan antrean panjang di SPBU Pertamina
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengakui adanya lonjakan konsumsi Pertalite yang merupakan kondisi fluktuatif secara harian.
"Misal kemarin masyarakat sudah menuhin [SPBU], kemungkinan besar hari ini akan turun," kata Irto saat dihubungi Bisnis, Kamis (1/8/2022).
Di akun media sosial Twitter, sejumlah warganet mengaku ikut berburu Pertalite sebab tak sedikit yang ketakutan harga BBM subsidi itu naik hari ini.
"Ditempatku dari kemaren udah pada ngantri, yang biasanya isi setengah sekarang pada di-fullin. Yang punya lebih dari 1 motor, semua di isinya. Luar biasa yah efeknya," kata salah satu warganet bernama Evi Soebakrie.
Tak sedikit juga yang baru mengetahui isu kenaikan harga BBM dari platform media sosial tersebut dan mengaku akan segera membelinya langsung saat itu. Di sisi lain, warganet juga ikut memberikan informasi situasi panjangnya antrean di SPBU.
Menanggapi hal tersebut, Irto menegaskan belum ada penyesuaian harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar pada hari ini Kamis (1/9/2022).
Dia mengungkapkan pihaknya belum mendapatkan arahan teranyar soal kenaikan harga BBM bersubsidi itu di SPBU milik Pertamina. Dia memastikan harga Pertalite dan Solar belum mengalami kenaikan saat ini.
“Kami masih menunggu arahan dari pemerintah,” kata Irto saat dihubungi, Kamis (1/9/2022).
Di sisi lain, dia memastikan, ketersediaan Pertalite dan Solar relatif stabil hingga akhir Agustus 2022. Saat ini, dia menambahkan, ketahanan stok Pertalite berada di level 19 hari dan Solar mencapai 21 hari.
“Untuk stok kami pastikan aman dan itu terus diproduksi,” ujarnya.