Bisnis.com, BADUNG - PT Pertamina (Persero) menggandeng sejumlah perusahaan dalam negeri dan luar negeri untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).
Dalam rangkaian gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Pertamina meneken empat nota kesepahaman dalam pengembangan EBT.
Adapun, Pertamina meneken memorandum of understanding (MoU) dengan PT Astra Agro Lestari Tbk. untuk kerja sama dalam potensi hubungan bisnis dan pertukaran data untuk pengembangan proyek-proyek rendah emisi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kerja sama itu bertujuan untuk pengembangan proyek rendah emisi dengan utilisasi limbah kelapa sawit untuk menjadi produk Bioethanol dan Biomethane.
Selanjutnya, Pertamina menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan green industrial cluster di Jababeka antara Pertamina Power New and Renewable Energy (NRE) Pertamina Power Indonesia (PPI) dengan PT Jababeka Infrastruktur melalui pemanfaatan PLTS atap di gedung perkantoran Jababeka.
Selanjutnya, perusahaan pelat merah itu meneken joint study agreement (JSA) antara PPI dengan Pondera dalam kerja sama integrated offshore wind energy & hydrogen production facility.
Terakhir, JSA antara Pertamina, PEP dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (Jogmec) untuk pengembangan enhanced oil recovery melalui injeksi CO2 di Lapangan Jatibarang.
Nicke menjelaskan kerja sama itu menjadi langkah penting sebagai langkah awal meningkatkan produksi minyak melalui teknologi EOR di dalam negeri.
"Hari ini kami meneken sejumlah kerja sama dan kolaborasi di bawah payung G20," katanya di Nusa Dua, Selasa (30/8/2022).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah menetapkan target untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai target tersebut. Namun, pemanfaatan sumber data tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk dari sisi investasi dan juga teknologi.
Untuk itu, Arifin menilai inisiatif yang diambil Pertamina dengan menggandeng sejumlah pihak akan memberikan dorongan terhadap pengembangan EBT di dalam negeri. Dia berharap kesepakatan nota kesepahaman tersebut dapat ditindaklanjuti dengan konkret.
"Tentu saja ini kan semuanya memulainya dengan yang kecil dulu kemudian nanti di scale up full economic sampai jadi komersial," kata Arifin.