Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Dikerek, Ongkos Produksi Industri Mamin Berpotensi Naik 1-2 Persen

Pada industri makanan dan minuman, komponen harga BBM masuk dalam biaya logistik yang mempunyai porsi rata-rata 6 persen dari total ongkos produksi.
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA- Ongkos produksi pada industri makanan dan minuman (mamin) berpotensi naik di kisaran 1-2 persen jika harga bahan bakar minyak (BBM) jadi meningkat hingga 30 persen dari kondisi eksisting.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan perkiraan kenaikan tersebut didorong oleh ongkos logistik yang disebut juga akan terkerek jika harga BBM naik.

"Kalau BBM naik di kisaran 30 persen, maka kira-kira akan berpengaruh terhadap peningkatan ongkos produksi sebesar 1-2 persen," kata Adhi di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Dia menjelaskan, ongkos logistik memiliki kontribusi sekitar 4 - 10 persen terhadap keseluruhan biaya produksi. "Sehingga rata-rata ongkos logistik berkontribusi sebesar 6 persen terhadap biaya produksi," kata Adhi. 

Di industri mamin, sambung Adhi, BBM berkontribusi sekitar 50 persen dari keseluruhan ongkos logistik. Sisanya, dikeluarkan untuk biaya supir, tol, dan lain-lain.

Kendati ongkos produksi naik, tetapi penurunan harga bahan baku pangan yang mulai menunjukkan tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir disebut bisa menjadi kompensasi bagi pelaku industri.

Dengan kata lain, kata Adhi, kenaikan harga BBM tidak akan terlalu memberikan dampak signifikan terhadap industri makanan dan minuman di Tanah Air.

Industri pun, lanjutnya, cenderung akan mengurangi margin profit dibandingkan dengan menaikkan harga produk akhir sebagai respons apabila nantinya pemerintah resmi menaikkan harga BBM.

"Kami lebih condong mengurangi margin daripada menaikkan harga sampai dengan akhir tahun ini," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper