Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Kopi Jawa Barat Melesat, Mentan Harap Ekspor Ikut Terdongkrak

Jawa Barat merupakan wilayah penghasil benih kopi nasional dengan total target produksi mencapai 3 juta batang pada 2022.
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (10/9/2020). Kopi ekselsa atau yang biasa disebut "asisa" merupakan varietas kopi yang paling banyak tumbuh di kawasan sekitar lereng gunung Anjasmoro dengan ketinggian areal tanam rata-rata 600-1000 mdpl dan harga ditingkat petani berkisar Rp60 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (10/9/2020). Kopi ekselsa atau yang biasa disebut "asisa" merupakan varietas kopi yang paling banyak tumbuh di kawasan sekitar lereng gunung Anjasmoro dengan ketinggian areal tanam rata-rata 600-1000 mdpl dan harga ditingkat petani berkisar Rp60 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Syaiful Arif

Bisnis.com, Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap perkembangan pesat produksi kopi Jawa Barat akan mendongkrak kinerja ekspor komoditas tersebut.

Pada periode Januari-Maret 2022, ia mencatat total penanaman mencapai 499.000 batang. Kemudian bertambah lagi pada April-Juni 2022 sebanyak 1,01 juta batang, Juli-September 300.000 batang, dan pada Oktober-Desember mencapai 900.000 batang.

"Jawa Barat masuk sepuluh besar kawasan pengembangan Kopi di Indonesia. Termasuk Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulsel, Bali, dan NTT," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (28/8/2022).

Sebagai informasi, Jawa Barat merupakan wilayah penghasil benih kopi nasional dengan total target produksi mencapai 3 juta batang pada 2022.

Dia memaparkan luas areal kopi nasional pada 2021 mencapai 1,26 juta hektare (ha) yang terdiri dari luas kopi Perkebunan Rakyat (PR) seluas 1,23 juta ha atau 98 persen dan Perkebunan Besar (PB) seluas 0,03 juta ha atau 2 persen.

Pada kunjungannya ke nurseri bibit kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut, SYL menyampaikan inovasi bibit kopi harus dapat dikembangkan di berbagai daerah sehingga Indonesia yang saat ini menduduki posisi ketiga produksi kopi dapat dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia ke depannya.

"Oleh karena itu, pengembangan kopi melalui produksi benih kopi harus diwujudkan sekaligus untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi di masa depan. Ekspor kopi pun meningkatkan dan kopi kita nomor satu di dunia," tegasnya.

Berdasarkan status keadaan tanaman, luas kopi nasional terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 188.910 ha dan TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 947.920 hektare. Adapun luas areal Tanaman Tidak Menghasilkan atau Tanaman rusak (TTM/TR) mencapai 122.160 hektare.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan saat ini produksi kopi nasional mencapai 774.700 ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769.000 ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5.670 ton atau 0,67 persen. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kg/ha.

"Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar diekspor dengan volume ekspor 2021 sebesar 382.930 ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa," katanya.

Andi menjelaskan perolehan devisa yang ada saat ini belum mencerminkan kontribusi nilai optimal, mengingat sebanyak 98,01 persen kopi yang diekspor masih dalam bentuk produk primer atau kopi biji dengan kualitas ekspor didominasi 70 persen oleh mutu sedang sampai rendah grade IV hingga VI.

Kendati demikian, Kementan sejak 2020 mulai menggencarkan Kegiatan BUN500 yakni penyediaan benih unggul bermutu tanaman perkebunan 500 juta batang. Saat ini jumlah produsen nurseri mitra benih kopi mencapai 47 unit yang tersebar di 14 Provinsi.

"Upaya tersebut di antaranya membangun Nursery BUN dan memproduksi benih kopi secara swakelola dan mendorong produsen benih mitra untuk membangun dan memproduksi benih di dalam atau sekitar Kawasan Pengembangan Kopi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper