Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Bandang Pakistan Telan 1.000 Lebih Korban Jiwa, Ekonomi Negara Terancam

Banjir yang menewaskan 1.000 korban jiwa di Pakistan ini juga telah merusak jutaan hektar lahan pertanian, termasuk kapas.
Banjir Pakistan / Antara
Banjir Pakistan / Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pakistan dilanda banjir bandang yang menewaskan lebih dari 1.000 korban jiwa. Perekonomian negara pun diperkirakan terdampak karena banjir berpotensi mengurangi hasil pertanian.

Dilansir Euronews pada Senin (28/8/2022, banjir besar akibat hujan lebat telah menghanyutkan desa-desa dan tanaman. Tim SAR yang dibandu militer Pakistan berupaya mengevakuasi penduduk yang kamp-kamp bantuan yang aman dan menyediakan makanan bagi ribuan orang Pakistan yang terlantar.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan korban tewas sejak musim hujan dimulai pada Juni 2022 mencapai 1.061 orang setelah kematian baru dilaporkan di berbagai provinsi.

Sementara itu, senator dan pejabat tinggi iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami bencana iklim yang serius yang menjadi salah satu yang paling sulit dalam dekade ini.

“Kami saat ini berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang musim hujan luar biasa sedang melanda tanpa henti," ungkapnya di Twitter.

Dalam kunjungannya ke provinsi Balochistan yang dilanda banjir parah, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memohon bantuan dunia untuk menanggulangi bencana banjir yang berdampak terhadap 33 juta orang ini.

 “Saya belum pernah melihat banjir seperti itu dalam kehidupan pribadi dan profesional saya. Keempat sudut Pakistan terendam air. Saya meminta orang-orang untuk maju dan membantu,” ungkap Sharif, dikutip The Guardian, Senin (29/8/2022).

Bencana itu datang ketika pemerintahan Sharif sedang menghadapi salah satu tingkat inflasi tercepat di Asia dan berusaha untuk mengakhiri kekurangan cadangan devisa. Dana Moneter Internasional (IMF) diperkirakan akan melanjutkan program pinjaman US$6 miliar kepada Pakistan. Adapun Sharif mengunjungi Qatar pekan lalu untuk membahas rencana investasi US$3 miliar ekonomi rapuh Pakistan.

Dilansir dari Bloomberg, banjir telah merusak jutaan hektar lahan pertanian, termasuk kapas. Bank sentral Pakistan itu mengatakan awal pekan lalu bahwa hujan lebat dapat berdampak parah pada hasil pertanian.

Bank sentral sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi turun dari 6 persen tahun lalu menjadi 3 – 4 persen pada tahun fiskal yang dimulai Juli 2022.

Rehman mengatakan jumlah korban tewas meningkat, dengan provinsi Sindh dan Balochistan terkena dampak parah. Tayangan televisi menunjukkan orang-orang di distrik yang terkena banjir mengarungi air membawa barang-barang mereka di atas kepala mereka.

Para pejabat angkatan bersenjata dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional menggunakan perahu dan truk untuk mengevakuasi orang-orang yang terdampar ke tempat yang lebih tinggi sementara kereta api menghentikan sebagian operasinya setelah banjir menghanyutkan rel kereta api.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper