Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengerjaan Konstruksi PLTA Kayan I Dimulai 2023

PT Kayan Hydro Energy (KHE) optimistis proses pengerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan I dapat dimulai 2023 dan beroperasi 2026.
Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy (KHE), Andrew Suryali sedang menunjukkan sejumlah titik bukit bebatuan yang memerlukan peledakan untuk dapat dibuat akses jalan menuju lokasi pembangunan bendungan PLTA Kayan I di Desa Longbiak, Kalimantan Utara, Minggu (28/08)/Bisnis-Puput Ady Sukarno
Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy (KHE), Andrew Suryali sedang menunjukkan sejumlah titik bukit bebatuan yang memerlukan peledakan untuk dapat dibuat akses jalan menuju lokasi pembangunan bendungan PLTA Kayan I di Desa Longbiak, Kalimantan Utara, Minggu (28/08)/Bisnis-Puput Ady Sukarno

Bisnis, KALTARA - PT Kayan Hydro Energy (KHE) optimistis proses pengerjaan konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan I sudah dapat dimulai 2023 dan beroperasi secara bertahap pada 2026.

Pasalnya saat ini KHE sedang mempercepat penyelesaian pengerjaan akses jalan penghubung antara titik lokasi pembangunan PLTA Kayan I dengan segera melakukan peledakan 115 ribu meter kubik material batu di sejumlah titik jalur akses tersebut per September 2022.

"Tahun depan konstruksi bendungan PLTA Kayan I sudah dapat dimulai untuk dikerjakan," tutur  Direktur Operasional PT KHE Khaeroni kepada Bisnis, di sela kunjungan Site Office KHE di Tugu Lima, Desa Longbiak, Kalimantan Utara, Minggu (28/08).

Dia menerangkan, untuk dapat memulai membangun bendungan PLTA Kayang I memerlukan penyelesaian pengerjaan jalan akses sepanjang 12 kilometer yang mana sejumlah titik diantaranya juga diperlukan peledakan. Saat ini izin peledakan sedang berproses.

Sesuai Peraturan Kapolri yang baru, untuk keluar izin P3 handak (pemilikan penguasaan dan penyimpanan bahan peledak) harus ada surat rekomendasi Badan Usaha Jasa Pengelola Bahan Peledak Komersial.

"Nah pada 18 Agustus 2022, surat rekomendasi itu telah keluar dan kami langsung urus P3-nya dan diperkirakan 10 hari prosesnya sudah keluar. Jadi awal September diperkirakan telah terbit P3 dan kemudian dilanjutkan pengurusan P2 sekitar 15 hari," ujarnya.

Secara persentase, saat ini pengerjaan pembangunan jalan penghubung tersebut telah mencapai 30 persen. Menurut rencana, nantinya pembangunan jalan tersebut akan terbagi dalam tiga seksi pengerjaan.

"Nanti akan ada tiga section, yakni dari titik Bendungan Kayan I menuju Tugu Lima, kemudian Tugu Lima menuju Sungai Muara Pangean, dan Sungai Muara Pangean menuju jalan PU (Pekerjaan Umum) atau jalan umum. Panjangnya 12 kilometer," ujarnya.

Pantaun Bisnis di lapangan, Minggu (28/08) siang, untuk menuju titik lokasi pembangunan PLTA Kayan I tidak mudah, karena untuk menuju ke sana, jalan terbaik saat ini menggunakan speedboat selama lebih dari 2 jam perjalanan. Setelah sampai di titik site office PT KHE yang terletak di Tugu Lima, terlihat kondisi akses jalan penghubung menuju titik lokasi bendungan memang cukup menantang. Selain naik turun gunung dan berkelok yang berada ditengah hutan, jalan yang akan dibangun juga harus menyeberangi sungai sehingga diperlukan pembangunan sejumlah jembatan dengan kekuatan yang mampu menahan beban di atas 50 ton untuk menghubungkannya.

Pada sejumlah titik dihadapkan bebatuan besar yang tidak bisa dihancurkan dengan alat biasa. Oleh sebab itu perlu segera dihancurkan agar struktur akses jalan penghubung itu jadi lebih mendatar dan mengurangi kelokan, sehingga lebih aman serta efisien saat mobilisasi peralatan material bendungan dengan kendaraan besar dan panjang.

"Termasuk untuk pembangunan jembatan di atas Sungai Muara Pangean kami juga sudah melakukan pemesan konstruksi jembatannya. Saat ini sedang pembuatan di Jakarta dan nanti jika sudah selesai tinggal dibawa ke sini," ujarnya.

Pihaknya optimistis pembangunan PLTA Kayan I dapat selesai pengerjaannya selama tiga tahun. "Dan ketika konstruksi telah berjalan satu tahun, pada saat bersamaan, proses pembangunan untuk bendungan PLTA Kayan II juga mulai dikerjakan," tuturnya.

Direktur Utama PT KHE, Andrew Suryali menambahkan bahwa dirinya optimistis proses pengerjaan konstruksi PLTA Kayan I dapat mulai beroperasi 2026, sehingga sejumlah mitra bisnis yang terdapat di Indonesia Strategis Industri (ISI) dapat langsung menikmati listrik dari PLTA Kayan I. "Kita kan targetkan selesai 2025 dan 2026 sudah operasi menyuplai ISI," ujarnya.

PT ISI adalah perusahaan pengembang kawasan industri di Desa Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur, Bulungan, Kalimantan Utara yang mengintegrasikan berbagai aspek industri dan infrastruktur untuk mencapai hasil optimal sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kestabilan sosial masyarakat.

Daya listrik yang digunakan kawasan didapat dari pengembangan PLTA Kayan Cascade yang pada puncaknya akan menghasilkan daya 9000 megawatt. Lewat tenaga air, kawasan itu dapat mengurangi pemakaian bahan bakar fosil setara 40 juta ton batubara atau 2,9 miliar gallon BBM per tahun.

Seperti diketahui, PT KHE sedang menggarap proyek infrastruktur PLTA senilai US17,6 miliar, secara bertahap dan terintegrasi dari hilir ke hulu, yakni mulai bendungan PLTA Kayan I (900 MW) naik ke hulu PLTA Kayan II (1200 MW), lalu PLTA Kayan III (1800 MW), kemudian PLTA Kayan IV (1800 MW) dan PLTA Kayan V (3300 MW).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper