Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan 2 Pekan, Pengusaha Klaim Harga Telur Turun 3-4 Hari ke Depan

Peternak mengklaim bahwa harga telur ayam akan kembali normal dalam tempo 3-4 hari ke depan.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha peternak ayam petelur mengklaim bahwa harga telur akan kembali normal dalam tempo 3-4 hari ke depan. Hal tersebut menjawab pernyataan Joko Widodo (Jokowi) bahwa telur bakal kembali normal dalam 2 minggu.

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musdar Mesdi mengatakan permintaan telur ayam dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk program bantuan sosial (Bansos) yang dirapel 3 bulan membuat tekanan pada harga telur. Namun, dia yakin setelah program Bansos selesai pada 22 Agustus kemarin supply dan demand telur akan kembali stabil.

“Saat ini harga telur Rp30.000 per kg di pasar-pasar. Bahwa sejak kegiatan Bansos yang dirapel langsung 3 bulan dalam waktu 18-22 [Agustus] itu ada 10 harian lebih harga di kandang saja sudah di level Rp25.000-Rp26.500 per kg. Dengan begitu di tingkat pedagang ritel pasti dalam waktu dekat tidak sampe 2 minggu, 3-4 hari ini pasti akan kembali normal,” ujar Ki Musdar dalam diskusi virtual, Minggu (28/8/2022).

Dia meminta agar Menteri Sosial Tri Rismaharini ke depannya berkoordinasi dengan peternak ayam petelur saat melakukan kegiatan Bansos. Hal ini agar harga telur tidak tiba-tiba melonjak dan membuat resah masyarakat.

“Sehingga kita bisa mengatur bersama-sama mekanisme alokasi dari dana Bansos itu bagaimana. Sehingga tidak terjadi gejolak-gejolak sesaat seperti saat ini membuat kegaduhan di tingkat masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan kronologi harga telur terus meroket memang dikarenakan populasi ayam dipangkas di tingkat peternak sejak paruh kedua tahun 2021. Hal tersebut lantaran peternak merugi karena harga telur hanya Rp14.000-Rp15.000 per kg. Di sisi lain harga pakan naik sehingga tidak bisa menutup modal produksi peternak.

“Kenaikan pakan ini pada semester I 2021 itu, harga jagung sudah Rp6.000 per kg, sehingga pada September 2021 peternak dipanggil Jokowi untuk berbicara. Itu yang membuat Kementan, Kemendag, Bulog memberikan bantuan 50.000 ton jagung kepada peternak Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tuturnya.

Selain itu, dia menyebut pemerintah juga terus memobilisasi jagung dari sentra-sentra produksi yang terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli hingga Agustus ini. Hal tersebut, kata Ki Musdar, didorong utamanya sejak Presiden Jokowi mendirikan Badan Pangan Nasional/Bapanas dan menunjuk Arief Prasetyo sebagai nahkodanya.

“Baru kelihatan betul-betul pemerintah membantu peternak kami. Di situlah peternak mempunyai harapan dan mereka mulai reinvestasi kembali untuk mengisi kandangnya. Kita mulai investasi dan bersemangat lagi karena kegiatan yang disediakan Bapanas, Bulog, Kementan dan Kemendag ini sangat membantu memobilisasi jagung,” tuturnya.

Ki Musdar pun memperkirakan pada Oktober-November 2022 industri telur kembali normal seperti pada 2019.

“Di sini kami mulai mengisi lagi kendang-kandang yang kosong pada bulan April 2022. Hanya di sini perlu waktu 20 minggu. Jadi apabila bicara kapan lagi bisa normal seperti pada 2019 itu seperti bulan Oktober-November,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper