Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve akan terus memacu tingkat suku bunga demi menekan inflasi serendah mungkin. Kebijakan itu akan diambil The Fed walau masyarakat dan kalangan bisnis AS harus merasakan pil pahit dan kondisi yang menyakitkan.
Kabar dari Jackson Hole Symposium itu menjadi salah satu berita dari berbagai berita lainnya yang kami sajikan secara lebih analitis dan mendalam.
Berikut lima pilihan berita dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Sabtu (27/8/2022) yang kami hidangkan untuk Anda, para pembaca yang budiman.
1. Powell Bawa Kabar Buruk, Suku Bunga The Fed Bakal Terus Dipacu
Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan mengendurkan kebijakan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi. Kesengsaraan yang mungkin dialami warga AS menjadi harga yang harus ditanggung demi menekan inflasi serendah mungkin.
Pernyataan Powell itu bertolak belakang dengan harapan pelaku pasar yang mengharapkan The Fed menurunkan kecepatannya dalam mengerek suku bunga tinggi.
Baca Juga
Semula mereka berharap bank sentral lebih bersifat moderat dan memperlambat kenaikan suku bunga dari 75 basis poin menjadi 50 lantas turun lagi menjadi 25 basis poin.
Menurut Powell memulihkan stabilitas harga akan memakan waktu dan membutuhkan penggunaan alat paksa untuk membawa permintaan dan penawaran ke keseimbangan yang lebih baik.
2. Euforia Sepeda Mereda, Tren Sepeda Motor Listrik Kian Nyala
Setelah mengalami booming, permintaan sepeda mulai mereda sejak tahun lalu. Tren kendaraan listrik yang semakin nyetrum membuat pabrikan melakukan diversifikasi.
Pada tahun pertama pandemi Covid-19, tren bersepeda kembali menggeliat setelah mulai diberlakukannya pelonggaran pembatasan sosial. Bersepeda bukan hanya menjadi hobi tetapi juga sarana berolahraga. Toko-toko sepeda pun disebut pembeli.
Selain memacu produksi, pengusaha yang melihat peluang berusaha mendatangkan barang dari luar negeri. Belakangan, impor terhambat Permendag Nomor 68 Tahun 2020 tentang ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, dan Sepeda Roda Dua dan Roda Tiga.
3. Prospek Saham Sektor Kesehatan, Sudah Murah atau Masih Mahal?
Ilustrasi/Canva
Seiring meredanya pandemi, gairah kinerja keuangan dan saham sektor kesehatan perlahan menyusut. Emiten kesehatan khususnya rumah sakit dinilai menjadi lebih positif setelah penyetelan ulang ekspektasi pasar.
Kinerja saham emiten kesehatan telah mengalami pelemahan setelah ekspektasi pasar yang berubah dan kinerja kuartal II/2022 yang lebih lemah. Hal ini disebut menjadi titik masuk yang menarik.
Prospek industri pada semester II/2022 yang lebih baik seiring peningkatan pendapatan. Sementara itu, gelombang keempat Covid-19 di Indonesia mencatatkan pertumbuhan kasus dua kali lipat secara bulan ke bulan dengan 4.000 hingga 6.000 kasus baru per hari.
4. Di Uji Suku Bunga, Siasat Leasing Jaga Kredit Mobil Tetap Murah
Beberapa leasing mengaku telah memiliki senjata untuk tetap memberikan bunga pembiayaan kompetitif kepada calon konsumen. Apalagi di tengah kenaikan suku bunga acuan.
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen pada Selasa (23/8/2022).Bagi pemain pembiayaan, kebijakan tersebut dapat berdampak terhadap semakin mahalnya cost of fund pendanaan yang berasal dari pinjaman perbankan.
Bagi kalangan pembiayaan setidaknya masih ada sekitar satu bulan untuk tetap menawarkan bunga pembiayaan terkini. Setelah itu, mereka mulai meracik harga jual yang tepat sesuai koridor risk based pricing.
5. Makin Tak Terkendali, Stok Pertalite Habis pada September 2022
Makin tidak terkendalinya pola konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite membuat bayangan akan jebolnya kuota subsidi BBM pada tahun ini menjadi semakin jelas.
Terlebih, spekulasi mengenai pembatasan pembelian Pertalite hingga kenaikan harga membuat lonjakan konsumsi makin tidak terbendung.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan blak-blakan menyebutkan bahwa stok Pertalite akan habis pada September nanti, jika tidak segera dilakukan tindakan tertentu terhadap kebijakan subsidi maupun konsumsi BBM subsidi. Tidak jauh berbeda, stok Solar berpotensi habis pada Oktober 2022.
Tingkat konsumsi BBM saat ini sudah melebihi asumsi sehingga anggaran subsidi BBM terkuras, padahal ketika pemerintah menganggarkan subsidi BBM Rp502 triliun, terdapat penetapan volume BBM yang akan mendapatkan subsidi.