Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percepat Digitalisasi UMKM, Potensi Cuan Capai Rp562,4 Triliun!

Potensi UMKM dapat didorong lewat digitalisasi akan memperkuat perekonomian Indonesia dan menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih luas.
Para pelaku UMKM di Jateng mengikuti kelas pengelolaan SDM di Klinik UMKM yang diselenggarakan di Hetero Space Solo, Minggu (27/3/2022). /Dok. Istimewa
Para pelaku UMKM di Jateng mengikuti kelas pengelolaan SDM di Klinik UMKM yang diselenggarakan di Hetero Space Solo, Minggu (27/3/2022). /Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan digitalisasi UMKM hingga 50 persen pada 2024 dapat menghasilkan peningkatan ekonomi mencapai Rp562,4 triliun. Dengan begitu, penting melakukan upaya sistemik meningkatkan penetrasi digital UMKM.

Menurut whitepaper dari Boston Consulting Group bersama Blibli juga Kompas Data yang bertajuk “Menciptakan Pertumbuhan Inklusif melalui Digitalisasi UMKM di Indonesia”, disebutkan dengan pemberian dukungan yang tepat, Indonesia bisa meningkatkan literasi digital UMKM dari 20 persen menjadi 50 persen pada 2024.

Langkah ini diperkirakan menghasilkan peningkatan ekonomi sebesar US$38 miliar setara dengan Rp562,4 triliun (kurs Rp14.800), sekaligus memperluas peluang ekonomi lainnya yang lebih besar.

Dikatakan dalam riset tersebut, potensi UMKM dapat didorong lewat digitalisasi akan memperkuat perekonomian Indonesia dan menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih luas bagi komunitas dan masyarakat.

Peningkatan sistemik melalui adopsi digital menawarkan langkah strategis untuk menyempurnakan seluruh ekosistem bisnis Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pendapatan, PDB, dan perluasan kesempatan kerja.

Managing Director Boston Consulting Group Haikal Siregar mengatakan UMKM yang telah go digital atau terhubung dengan platform digital, bisa menghasilkan pendapatan 1,1 kali lebih tinggi dari UMKM yang hanya eksis secara offline (berkat ekspansi geografis).

“UMKM online juga 2,1 kali lebih berpeluang untuk menjual barang di skala nasional, dan 4,6 kali lebih berpeluang untuk mengekspor barang ke luar negeri. Namun, terlepas dari keunggulan tersebut, baru 20 persen UMKM Indonesia yang telah melek digital,” tulisnya dalam riset yang dikutip Senin (22/8/2022).

Masih dari riset yang sama, untuk mendorong digitalisasi UMKM yang juga menjadi satu dari tiga sektor prioritas yang solutif dan berkelanjutan, Indonesia harus memfokuskan investasinya pada teknologi digital dan ekosistem pendukung (enabler).

UMKM membutuhkan dukungan dan bimbingan agar dapat mengatasi tantangan demi mencapai kesuksesan bersama e-commerce, termasuk dalam segi adopsi teknologi, branding, modernisasi produk lokal, dan sertifikasi.

Penerapan strategi digital yang holistik dan suportif akan memberdayakan UMKM untuk sukses di era digital, dan mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional. Strategi ini harus meliputi kolaborasi dengan mitra dan pakar untuk memberdayakan UMKM.

CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengungkapkan penelitian ini menunjukkan 77 persen UMKM mempekerjakan komunitas lokal, dengan membuka antara satu sampai lima lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Efek pengganda (multiplier effect) ini membuktikan bahwa upaya pemberdayaan UMKM dengan teknologi digital akan membuka jalan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

“Blibli berkomitmen untuk memainkan perannya dengan lebih aktif lagi, bermitra dengan perusahaan dan agensi yang profesional dan berpengalaman di seluruh Indonesia yang memiliki kesamaan visi membantu mendukung inisiatif ini,” terang Kusumo.

UMKM merupakan instrumen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Hal tersebut lantaran sektor ini menguasai hampir 99% bisnis di Indonesia. Belum lagi menurut data BPS, UMKM berkontribusi terhadap 60% PDB dalam negeri

Meski demikian, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Sagara beberapa waktu lalu mengatakan UMKM memiliki tantangan tersendiri dalam perkembangannya.

Pertama, minimnya literasi teknologi digital khususnya untuk pemanfaatan pemasaran dan akses pasar. Kedua, akses pembiayaan dan modal usaha.

Menurutnya, kesulitan akses ke permodalan ini terjadi karena rumitnya prosedur hingga banyaknya dokumen yang harus dipenuhi di perbankan atau lembaga jasa keuangan. Selain itu, permasalahan kualitas SDM.

Tak heran, pemberdayaan UMKM menjadi salah satu agenda penting pemerintah dalam perhelatan G20. Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menilai Indonesia yang memegang tonggak presidensi, hajatan tingkat tinggi ini perlu dimanfaatkan dengan mencintai dan menggunakan lebih banyak produk lokal.

Menurutnya, akselerasi adaptasi UMKM di era digital merupakan salah satu narasi besar pemerintah Indonesia dalam G20 terkait UMKM. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital UMKM Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper