Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR Hanan A. Rozak menilai kebijakan pengelolaan kelapa sawit pemerintah telah menghasilkan harga tandan buah segar (TBS) yang lebih baik usai kelangkaan produk akhirnya berupa minyak goreng pada pertengahan 2022.
"Perkembangan komoditas kelapa sawit Indonesia saat ini cukup menggembirakan bahkan Indonesia telah menjadi produsen kelapa sawit terbesar dunia. Pertumbuhan kelapa sawit nasional dari tahun ke tahun cukup menarik," terangnya, dikutip Minggu (21/8/2022).
Selama 2017 hingga 2022, terjadi penambahan luas area perkebunan kelapa sawit hingga lebih dari 1 juta hektare. Saat ini, area perkebunan kelapa sawit mencapai lebih dari 15 juta hektare.
"Sebagai negara pengekspor utama komoditas Crude Palm Oil (CPO) terbesar dunia, seharusnya Indonesia bisa mengontrol harga sawit dunia. "Kita berkepentingan tehadap harga sawit dunia yang stabil," katanya.
Dia menjelaskan di tingkat petani, beberapa waktu lalu telah terjadi penurunan harga TBS yang signifikan karena adanya kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah setelah terjadi kelangkaan minyak goreng dalam negeri sebagai akibat dari membaiknya harga minyak sawit dunia.
Pada saat itu, katanya, perhatian pemerintah terhadap konsumsi CPO dalam negeri agak sedikit terabaikan sehingga menimbulkan kelangkaan minyak goreng di tingkat masyarakat.
Baca Juga
Namun, pemerintah sigap dan sudah tepat mengambil langkah-langkah dan kebijakan, salah satunya dengan melakukan penghentian sementara ekspor CPO dan produk turunanya.
"Saat ini, dengan adanya kebijakan pembukaan lagi keran ekspor CPO, penghapusan pajak-pajak ekspor dan secara bertahap mengurangi kebijakan DMO [Domestic Market Obligation], dampaknya sudah mulai dirasakan oleh petani berupa kenaikan harga tandan buah segar," ujarnya.
Hanan menjelaskan saat ini dilaporkan bahwa di sejumlah provinsi tertentu, sudah terjadi kenaikan harga TBS hingga diatas Rp2.000 per kg. Ada juga yang melaporkan harga TBS sudah diatas 1.500 per kg.
"Saya kira, kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat dan sekarang bagaimana mempertahankanya. Bagi petani, dengan harga TBS diangka Rp2.000 per kg, asal tidak dibawah Rp2.000 per kg, mereka sudah nyaman," ujarnya.
Dia optimistis, dengan tren kenaikan yang sudah terjadi sekarang, harga TBS kelapa sawit akan kembali normal. Sementara harga minyak goreng di dalam negeri-pun sudah tidak ada masalah lagi.
Produksi minyak goreng dan kebijakan yang diambil pemerintah, sudah bisa dikatakan berhasil sehingga saat ini sudah tidak terdengar lagi adanya kelangkaan minyak goreng.
Dia menegaskan bahwa petani-petani swadaya kelapa sawit sangat berkepentingan dengan harga TBS yang stabil. Petani sangat tergantung kepada harga TBS yang baik karena kegiatan pemeliharaan kebun, memenuhi kebutuhan rumah tangganya bahkan pada saat tertentu, mereka tidak bisa menutupi biaya panen jika harga tertalu rendah.
"Strategi pemerintah dalam menaikkan dan menjaga stabilitas harga TBS sudah tepat, hanya memerlukan waktu agar dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," katanya.