Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang G20, SiCepat Ekspres dan Shipper Bidik Inkubasi UMKM

SiCepat Ekspres dan Shipper membidik untuk memperbanyak transformasi digital untuk pelaku UMKM jelang G20.
Layanan SiCepat yang terjangkau dan strategi brand awareness secara signifikan berdampak positif bagi bisnis Sicepat. /Sicepat
Layanan SiCepat yang terjangkau dan strategi brand awareness secara signifikan berdampak positif bagi bisnis Sicepat. /Sicepat

Bisnis.com, JAKARTA - SiCepat Ekspres dan Shipper membidik untuk memperbanyak transformasi digital bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM sejalan dengan upaya pemerintah dalam momen menuju Presidensi G20 November mendatang.

Mengutip dari laman resmi G20, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, dalam side event G20 Indonesia bertajuk Digital Economy to Support SDGs menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 83 persen pelaku UMKM nasional bergantung pada digitalisasi.

Hingga Juni 2022, jumlah UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital telah mencapai 19,5 juta pelaku usaha, atau 30,4 persen dari total UMKM yang tercatat sekitar 64 juta pelaku usaha.

Chief Marketing & Corporate Communication Officer SiCepat Ekspres Wiwin Dewi Herawati menjelaskan dari data tersebut, sektor UMKM dapat mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan teknologi serta konsep digital marketing. Dengan kondisi tersebut, pelaku logistik juga bisa mendukung momentum penggunaan produk UMKM lewat layanan pengiriman yang mudah dijangkau oleh pelaku UMKM.

"Pada 2022 ini, SiCepat mengembangkan fitur aplikasi SiCepat Superapp yang dapat membantu pelaku UMKM menggunakan layanan pengiriman untuk fitur request pick up, drop off paket, cek dan tracking resi," ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (20/8/2022).

Menurutnya digitalisasi layanan logistik juga bisa ikut menstimulasi pertumbuhan bisnis UMKM. Apalagi diketahui aktivitas UMKM berkontribusi hingga 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Di sisi lain, Shipper juga menjajaki kerja sama Kementerian Koordinator Perekonomian untuk memperkuat kebangkitan UMKM nasional dengan pemerataan distribusi dan efisiensi biaya logistik. Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akhir pekan lalu, Shipper juga menekankan upaya percepatan UMKM onboarding ke digital.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pada saat pertemuan dengan Shipper menjelaskan digitalisasi merupakan aspek penting dalam upaya akselerasi pemberdayaan UMKM di era ini. Airlangga juga berharap agar perusahaan teknologi logistik dan pergudangan bisa mendukung program inkubasi UMKM.

"Kedepannya kami berharap industri logistik dan pergudangan menjadi salah satu sektor pendukung utama UMKM dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi," ujarnya.

Transformasi digital dinilai telah berperan dalam menyelamatkan bisnis UMKM ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia selama kurang lebih dua tahun. Kini, Pemerintah Indonesia memiliki target untuk membawa 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital pada 2030. Hingga Juni 2022, baru 19,5 juta pelaku UMKM yang tercatat masuk ke ekosistem digital. Dibutuhkan percepatan transformasi UMKM ke ekosistem digital dengan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta karena UMKM go digital tidak hanya sekedar memperbanyak kehadiran produk-produk UMKM di e-commerce, namun juga digitalisasi akses layanan yang ditujukan untuk UMKM termasuk logistik dan pergudangan.

Budi Handoko, Co-Founder & Chief Operation Officer Shipper menjelaskan dengan efisiensi melalui teknologi logistik dan pergudangan bisa turut mendukung pertumbuhan bisnis UMKM.

Dalam upaya mengefisiensikan biaya logistik antar kepulauan yang tinggi serta mengurangi ketidakseimbangan distribusi barang akibat belum terintegrasinya konektivitas jaringan logistik nasional, Shipper melakukan transformasi digital melalui teknologi aggregator logistiknya yang dapat menghubungkan penjual dan pembeli di seluruh Indonesia dengan penyedia 3PL. Dengan teknologi ini, UKM dapat menikmati tarif pengiriman terbaik dengan jangkauan lebih luas. Berdasarkan catatan Shipper, UKM yang menggunakan teknologi Shipper dapat menghemat hingga 20 persen biaya pengiriman.

Shipper juga melakukan terobosan dengan mendekatkan lokasi barang UMKM ke lokasi pasarnya melalui pengelolaan lebih dari 300 gudang pintar (Smart Warehouse) yang tersebar di 35 kota di seluruh Indonesia dengan total 500.000 meter persegi. Layanan pergudangan Shipper mengintegrasikan pengelolaan gudang, inventori stok, pengelolaan toko online, penjualan, pengiriman, hingga laporan tracking barang secara realtime hanya dengan satu aplikasi. UMKM kini cukup menempatkan barang dagangannya pada gudang Shipper di kota yang menjadi target pasarnya. Hingga saat ini, Shipper telah membantu lebih dari 35.000 penjual online dan ratusan perusahaan berskala besar di berbagai industri.

Selain sektor e-commerce, sektor logistik dan pergudangan diharapkan bisa menjadi pemain utama dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper