Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang kawasan terkemuka berlomba-lomba membangun Silicon Valley yang dikenal sebagai pusat inovasi teknologi di Amerika Serikat, untuk hadir di Indonesia.
Salah satunya diprakarsai oleh PT Jababeka Infrastruktur yang baru-baru ini meluncurkan kawasan Correctio di Jababeka Cikarang, Bekasi. Kawasan tersebut memang sudah dikelilingi oleh 1.800 perusahaan dari berbagai industri.
Sebelum pengembangan Correctio, sempat ramai pula proyek Silicon Valley yang dicanangkan pemerintah yaitu Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Proyek yang dikonstruksikan oleh BUMN PT Amarta Karya dan Kiniku Bintang Raya (KSO) itu telah dilakukan groundbreaking pada 9 Juni 2021.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono menegaskan Correctio atau Jababeka Silicon Valley dikembangkan di tengah kawasan industri yang ekosistemnya sudah matang dan mumpuni.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa Silicon Valley tidak dapat disebut sebagai proyek. Merujuk pada Silicon Valley di Amerika Serikat yang secara keseluruhan terbentuk secara alami yang kemudian terwujud sebagai kawasan pertumbuhan industri teknologi.
"Saya koreksi pandangan publik, Silicon Valley bukanlah sebuah proyek. Tidak ada Silicon Valley sebagai proyek. Kalau kita lihat di Amerika, Silicon Valley itu tidak ada groundbreaking, tidak ada gunting pita," katanya saat ditemui di Menara Batavia, Senin (15/8/2022).
Menurut Agung, tidak ada Silicon Valley yang direncanakan sebagai proyek dengan anggaran, target, maupun perayaan. Dia meyakini area eksklusif tersebut hadir secara alamiah.
Correctio memang tengah diproyeksikan untuk menghadirkan sejumlah properti berbentuk Small Office, Home Office (SOHO). Selain itu, dengan menggandeng Telomsel Enterprise juga akan membuat layanan Fabrication Laboratory (Fablab) Jababeka.
Namun, penyediaan layanan tersebut bukan semata-mata pembangunan fisik melainkan untuk mewujudkan kawasan industri 4.0 dan society 5.0. Konsep ini yang menjadikan perbedaan signifikan antara Correctio Jababeka dengan pembangunan lain.
"Jadi semua ini bukan proyek, ini adalah developing people. Di Amerika itu nggak pernah Presiden siapa bilang saya mau bangun Silicon Valley di Palo Alto. Jadi ini pembangunan sebuah bangsa industri digital," jelasnya.
Lebih lanjut, Agung menyebutkan tiga faktor pembentuk kawasan dengan ekosistem seperti Silicon Valley di Indonesia, antara lain dapat melahirkan inovasi dan solusi untuk permasalahan industri, menghasilkan SDM kompeten, dan menciptakan aktivitas ekonomi sehingga dapat meambah lapangan pekerja dan berdampak pada ekonomi negara.