Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adopsi Mata Uang Digital, Australia dan Thailand Uji Coba CBDC

Bank sentral di Thailand dan Australia menjajaki penggunaan mata uang bank sentral atau CBDC melalui pilot project.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Thailand berencana menguji coba mata uang digital bank sentral (CBDC) melalui pilot project pada akhir tahun ini. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh Australia.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (9/8/2022), BOT belum memiliki rencana untuk menerbitkan CBDC ritel, katanya dalam sebuah pernyataan.

Bank sentral menjelaskan bahwa penerbitan tersebut memerlukan pertimbangan menyeluruh tentang manfaat dan risiko terkait dengan sistem keuangan.

Uji coba ini merupakan bagian dari studi untuk menilai kesesuaian teknologi dan desain, dan akan dilakukan dalam skala terbatas dengan peserta terpilih.

Proyek BOT akan menilai baik efisiensi dan keamanan sistem, termasuk desain teknologi dan program.

Proyek BOT akan menilai efisiensi dan keamanan sistem termasuk desain teknologi, dan kemampuan program, kata pernyataan itu.

Fase pengujian ini akan mengadopsi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan jasa pencetakan uang kertas dan kartu pintar asal Jerman, Giesecke+Devrient. Rencananya, pengujian akan dimulai pada akhir tahun dan berlangsung hingga pertengahan 2023.

CBDC ritel adalah bentuk dari pencetak uang versi digital. Uang digital tersebut setara dengan uang fisik yang bebas risiko. International Monetary Fund (IMF) mengatakan ada sekitar 100 negara yang sedang mengembangkan CBDC dengan tingkatan yang berbeda.

Adapun dalam pilot project, CBDC ritel dapat digunakan dalam transaksi layaknya uang tunai, seperti membayar barang dan jasa dalam area terbatas dan di antara sekitar 10.000 pengguna ritel yang dipilih oleh BOT, bersama dengan Bank Ayudhya, Siam Commercial Bank dan 2C2P (Thailand), kata pernyataan itu.

Sementara itu, Reserve Bank of Australia juga sedang mengkaji potensi ekonomi dengan memperkenalkan CBDC di Australia. Proyek percobaan ini rencananya akan dilakukan dalam setahun.

Bank sentral di seluruh dunia bertindak cepat untuk memastikan mereka tidak ketinggalan terhadap konsep alternatif seperti kripto.

Sebuah makalah akan diterbitkan dalam beberapa bulan ke depan yang akan menjelaskan tujuan dan pendekatan proyek secara lebih rinci, kata RBA.

Deputi Gubernur Michele Bullock mengatakan rencana itu merupakan langkah penting berikutnya dalam penelitian tentang CBDC. "Kami berharap dapat terlibat dengan berbagai peserta industri untuk lebih memahami potensi manfaat yang dapat dibawa CBDC ke Australia.”

Saat ini Australia relatif sudah memiliki sistem pembayaran dan penyelesaian yang modern dan dapat berfungsi dengan baik, kata RBA.

Proyek percobaan akan dilakukan bersama Digital Finance Cooperative Research Centre. Sementara itu, Kementerian Keuangan Australia akan berpartisipasi sebagai panitia acara.

Pekerjaan itu akan melibatkan pengembangan percontohan skala terbatas yang akan beroperasi di lingkungan terbatas untuk jangka waktu tertentu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper