Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis akses rumah layak huni akan meningkat dari yang semula 56,7 persen di 2020 menjadi 70 persen di 2024.
Target tersebut merujuk pada pencapaian pembangunan rumah lewat Program Sejuta Rumah pada periode 2015-2022 yang telah mencapai 6,7 juta unit rumah.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini mendorong pihaknya untuk mempercepat penyediaan rumah yang layak huni. Pasalnya, rumah yang nyaman sangat dibutuhkan untuk isolasi dan menghindari penyebaran virus.
"Kebanyakan orang kini harus bekerja, belajar dan beribadah di rumah, maka kebutuhan akan rumah yang sehat, aman dan layak huni menjadi tumpuan dan memegang peranan penting," kata Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam keterangan resmi, Senin (8/8/2022).
Guna mencapai target meningkatkan 70 persen akses rumah layak huni di tahun 2024, PUPR menyediakan sejumlah upaya dalam hal pembiayaan dengan bantuan subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Fatah menyebut bantuan-bantuan tersebut di antaranya yaitu bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dengan target penyaluran 200.000 unit di 2022.
"Ada juga bantuan-bantuan yang sifatnya memberi subsidi seperti subsidi selisih bunga, subsidi bantuan uang muka, skema-skema ini terus kami lakukan," ujarnya.
Tak hanya itu, PUPR juga berupaya dari segi konsep, desain, dan teknologi dengan pengembangan hunian transit oriented development (TOD). Hal ini bertujuan untuk memudahkan akses antara tempat tinggal dan tempat kerja masyarakat.
Diikuti juga dengan upaya pengembangan perumahan skala besar, pengembangan rumah instan sederhana sehat (RISHA), pengembangan rumah unggu sistem panel instan (RUSPIN) dan rumah modular lain.
"Melalui komitmen-komitmen ini diharapkan dapat menurunkan angka backlog serta menyediakan hunian layak dan sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya MBR," ungkapnya.