Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan pendapatan senilai Rp8,13 triliun atau naik sebesar 1,9 persen pada Semester I/2022 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Hutama Karya, Eka Setya Adrianto mengatakan bahwa Hutama Karya mencatatkan pertumbuhan pada pendapatan, EBITDA hingga aset perusahaan di paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited, pada semester I/2022 total aset perusahaan mengalami kenaikan sebesar 15,76 persen menjadi Rp127,95 triliun bila dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, ekuitas perusahaan tumbuh sebesar 76,99 persen menjadi Rp54,15 triliun dan liabilitas turun 7,67 persen menjadi Rp73,8 triliun.
“Selain itu perusahaan juga membukukan pendapatan senilai Rp8,13 triliun atau meningkat 1,9 persen dan membukukan peningkatan pada EBITDA sebesar Rp1,71 triliun atau meningkat 44,70 persen dari periode yang sama tahun lalu," kata Adri dalam keterangan resmi, Senin (8/8/2022).
Dia menuturkan bahwa pencapaian ini sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi, khususnya yang menyebabkan pertumbuhan trafik di ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Sementara itu, Direktur Operasi I Hutama Karya, Gunadi menyampaikan bahwa untuk mendorong kinerja konstruksi, perusahaan lebih selektif dalam mengikuti tender dan memilih kontrak-kontrak baru untuk memastikan margin konstruksi yang cukup guna meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Hutama Karya mencatatkan kontrak baru sebesar Rp5,83 triliun pada semester I 2022. Adapun segmen yang memberikan kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru Perseroan adalah bersumber dari sektor EPC sebesar 41,84 persen serta sektor Jalan dan Jembatan sebesar 45,47 persen dari total nilai kontrak baru.
Selain itu, kinerja dari sektor proyek gedung Hutama Karya juga mengalami peningkatan dan menghasilkan keuntungan dimana baru-baru ini perusahaan meraih kontrak proyek RS Sanglah, Menara Turyapada di Bali, dan revitalisasi Gedung Parkir TMII.
“Sampai dengan semester I/2022, kontrak baru dari swasta mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi mencapai 50,40 persen, disusul oleh pemerintah sebesar 26,50 persen dan BUMN sebesar 23,09 persen. Hutama Karya optimis masih mengejar target kontrak baru di tahun 2022 yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Dengan total perolehan tersebut, Hutama Karya masih terus mengejar perolehan kontrak baru pada tahun ini untuk mencapai target yang telah ditetapkan dengan berfokus pada proyek-proyek jalan dan jembatan. Pencapaian tersebut tak lepas dari perbaikan dan transformasi yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya dengan meningkatkan kualitas hasil produk konstruksi untuk memberikan nilai tambah bagi portofolio perusahaan, serta peningkatan upaya efisiensi beban usaha.
Selain itu, strategi yang dilakukan perusahaan guna mendongkrak kinerja di tahun 2022 adalah dengan meningkatkan basis kekuatan kolektif grup usaha dengan menguatkan fondasi keuangan individu perusahaan beserta masing masing anak perusahaan.
Kinerja yang baik ini, kata Gunadi, menjadi modal yang kuat bagi Hutama Karya untuk berkontribusi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Setelah berpengalaman membangun Jalan Tol Trans Sumatra, dia mengungkapkan Hutama Karya berminat untuk mengikuti tender pada beberapa proyek di IKN sesuai dengan proses tender secara umum berusaha seoptimal mungkin mengutilisasi kapasitas dan kapabilitas perusahaan.
“Hutama Karya akan semaksimal mungkin berperan serta baik secara non JO maupun JO dengan BUMN Karya atau swasta lainnya. Kami menargetkan proyek-proyek dari sektor infrastruktur jalan tol, jembatan, gedung-gedung perkantoran, hingga prasarana air bersih dan sanitasi yang akan dilelang dalam projek IKN,” ungkapnya.