Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan peningkatan akses rumah layak huni bisa mencapai 70 persen pada 2024 mendatang. Pemerintah terus mengebut pembangunan program sejuta rumah untuk dapat mencapai target tersebut pada akhir masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sebagai upaya mengurangi backlog rumah dan menyediakan rumah layak huni, pemerintah telah mencanangkan Program Sejuta Rumah pada 29 April 2015. Pada periode 2015–2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, telah dibangun 4,8 juta unit rumah, sedangkan periode 2020–2021 mencapai 1,9 juta unit rumah.
Dengan demikian total capaian pembangunan rumah 2015–2021 sebanyak 6,7 juta unit rumah. Hingga 2024 mendatang, ditargetkan akses rumah layak huni meningkat dari semula 56,7 persen di tahun 2020 menjadi 70 persen pada 2024.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan di samping sebagai proklamator dan negarawan, Bung Hatta juga dikenal sebagai Bapak Perumahan Nasional karena semangatnya dalam memperjuangkan perumahan sehat bagi rakyat. Semangat perjuangan Bung Hatta ini terus dilanjutkan oleh Kementerian PUPR dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan oleh Bung Hatta ini, Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah terkait penyediaan perumahan. Pada bidang pembiayaan, Kementerian PUPR terus menyalurkan bantuan subsidi bagi MBR di antaranya melalui bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan di mana pada 2022 ini ditargetkan tersalur untuk 200.000 unit rumah.
“Ada juga bantuan-bantuan yang sifatnya memberi subsidi seperti subsidi selisih bunga, subsidi bantuan uang muka, skema-skema ini terus kami lakukan,” kata Fatah dalam keterangan resminya, Minggu (7/8/2022).
Baca Juga
Pada segi konsep, desain dan teknologi, Kementerian PUPR juga terus mengembangkan hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD) untuk meningkatkan aksesibilitas antara tempat tinggal dan tempat kerja masyarakat. Kemudian pengembangan perumahan skala besar, pengembangan rumah instan sederhana sehat (RISHA), pengembangan rumah unggul sistem panel instan (RUSPIN) dan rumah modular lainnya.
Melalui komitmen-komitmen ini diharapkan dapat menurunkan angka backlog serta menyediakan hunian layak dan sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya MBR.
“Untuk pembangunan rumah dengan waktu yang cepat kami menggunakan teknologi RISHA. Selain di Palu, belum lama ini Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan hunian tetap di Lumajang bagi para korban letusan Gunung Semeru,” ungkapnya.