Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) disetujui menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4,1 triliun. Dana yang akan digunakan untuk menambal biaya bengkak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu kini masih dibahas dengan Kementerian Keuangan.
"Saat ini masih dalam pembahasan teknis dengan Kementerian Keuangan. PMN tersebut akan digunakan oleh konsorsium Indonesia yaitu PSBI untuk menutupi cost overrun dari sisi ekuitas," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus, Kamis (4/8/2022).
KAI menegaskan bahwa dukungan negara melalui PMN penting untuk menjalankan penugasan dari pemerintah untuk menyelesaikan proyek Kereta Cepat.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo sebelumnya sempat mengatakan apabila PMN tidak turun pada 2022, maka bisa berdampak pada keterlambatan penyelesaian proyek Kereta Cepat juga.
"Cashflow PT KCIC itu akan bertahan mungkin sampai dengan September. Sehingga kalau ini [PMN] belum turun, maka cost overrun yang penyelesaiannya diharapkan Juni 2023, ini akan terancam mundur," ujar Didiek pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu (6/7/2022).
Untuk diketahui, proyek Kereta Cepat sebelumnya juga sudah pernah disetujui untuk mendapatkan PMN sebesar Rp4,3 triliun guna setoran modal konsorsium BUMN Indonesia.
Didiek mengatakan bahwa saat ini cost overrun proyek KCJB diestimasi US$1,17 miliar sampai dengan US$1,9 miliar (sekitar Rp17 triliun sampai dengan Rp28 triliun). Pembengkakan biaya itu terdiri dari untuk keperluan pembebasan lahan, Engineering Procurement Construction (EPC), financing cost, praoperasi, dan lain-lain.
Nantinya, tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dikenakan tarif sekitar Rp250.000 sampai dengan Rp350.000. Kisaran tarif akan disesuaikan dengan kelas pelayanan yang terbagi pada delapan rangkaian kereta untuk total kapasitas 601 pelanggan.
Kelas layanan yang ada terbagi menjadi VIP Class untuk 18 pelanggan, First Class 28 pelanggan, dan Second Class 555 pelanggan. KAI menyebut saat ini besaran tarif antara Rp250.000-Rp350.000 masih terus dikaji dari berbagai aspek.
Pengerjaan proyek Kereta Cepat juga saat ini masih terus berjalan dengan progres investasi sudah mencapai 85 persen, sementara itu progres fisik mencapai 76 persen. Kereta Cepat nantinya akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 kilometer dan berhenti di empat stasiun yakni Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Di sisi lain, kecepatan maksimal yang dapat ditempuh Kereta Cepat Jakarta--Bandung yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh antara dua kota atau sebaliknya yakni 36-45 menit saja.
Sebelum target operasi pada 2023, KAI melalui PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) terus mendorong agar tes dinamis Kereta Cepat dapat dilakukan pada November 2022, bertepatan dengan perhelatan acara Presidensi G20.