Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Kinerja Manufaktur di Tengah Resesi AS, Ini Tantangan Pemerintah

Pemerintah harus fokus memikirkan keberlanjutan kinerja positif industri manufaktur di tengah ancaman resesi Amerika Serikat dan inflasi nasional.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengusaha berharap pemerintah bisa cermat mengelola pendapatan yang diraup dari kinerja ekspor manufaktur Indonesia di tengah ancaman resesi Amerika Serikat dan inflasi nasional.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Johnny Darmawan mengatakan kecermatan mengelola pemasukan dari kinerja ekspor diperlukan untuk 'jaga-jaga' atas dampak resesi ekonomi dan inflasi yang sudah terjadi.

"Pemerintah harus pintar-pintar manage kelebihan duit ekspor. Resesi dan inflasi akan berdampak ke sektor manufaktur Indonesia. Namun, kapan persis dampaknya tidak tahu," kata Johnny kepada Bisnis, Rabu (3/8/2022).

Pada semester I/2022, industri manufaktur berhasil lolos dari tekanan geopolitik global di tengah pemulihan pascapandemi.

Badan Pusat Statistik mencatat, seluruh sektor di industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I/2022. Manufaktur perkapalan menjadi sektor dengan kinerja paling impresif.

Nilai ekspor sektor tersebut pada paruh pertama 2022 tumbuh pesat hingga 1.209,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai US$590 juta.

Di belakangnya, menyusul industri bahan kimia anorganik dengan pertumbuhan mencapai 117,1 persen year on year (yoy). Nilai ekspor sektor itu pada semester I/2022 mencapai US$1,44 miliar.

Di peringkat berikutnya, terdapat industri besi dan baja yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor sebesar 64,88 persen yoy. Nilai ekspor besi dan baja RI pada semester I/2022 mencapai US$14,48 miliar.

Sementara dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang menunjukkan kinerja paling impresif pada Juni 2022, ada sektor alas kaki yang ekspornya tumbuh 38,48 persen dengan nilai US$3,95 miliar.

Pemerintah, lanjut Johnny, mesti fokus memikirkan keberlanjutan kinerja positif industri manufaktur melalui pembangunan infrastruktur serta regulasi yang mendukung upaya tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper