Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Ungkap Sektor yang Masih Belum Pulih dari Dampak Pandemi

Menkeu Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan fokus memulihkan sektor-sektor itu agar bisa berkontribusi lebih optimal terhadap perekonomian.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sektor masih belum mencatatkan pemulihan yang optimal dari dampak pandemi Covid-19, di antaranya karena masih terdapat keterbatasan masyarakat, terutama ketika penyebaran virus meningkat.

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa terdapat sektor ekonomi yang masih mengalami scarring effect atau masih merasakan ‘luka’ akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah akan fokus memulihkan sektor-sektor itu agar bisa berkontribusi lebih optimal terhadap perekonomian. Selain menyumbang pajak dan pendapatan bagi negara, sektor itu pun dapat menyerap tenaga kerja sehingga memberikan dampak bagi masyarakat.

"Sektor akomodasi dan makanan minuman, seperti kafe dan restoran ini karena selalu stop and go, kalau ada pandemi kita akan sedikit menahan. Ini sektor yang akan kita fokuskan [pemulihannya]," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8/2022).

Upaya pemulihan sektor yang belum bangkit dapat berjalan dengan kebijakan makroprudensial dari Bank Indonesia. Lalu, pemerintah selaku otoritas fiskal dapat menggunakan belanja untuk subsidi dan memanfaatkan insentif fiskal.

Sri Mulyani pun menyebut bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mendukung melalui kebijakan perkreditan. Lalu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat memberikan dukungan melalui penjaminan kredit, agar perbankan lebih luwes dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.

“Kita juga memberikan jaminan kredit sehingga sektor perbankan tidak segan memberikan sektor yang masih vulnarable. Kita lakukan semua bersama-sama, namun terkoordinasi. Basisnya data, kita lihat data detail sampai ke sektor,” kata Sri Mulyani.

Adapun Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di atas 5 persen pada kuartal II/2022 atau lebih tinggi dari kuartal I/2022 yakni 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Ramalan pertumbuhan ekonomi tersebut disampaikan Sri Mulyani dan Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2022 yang dipantau secara virtual pada Senin (1/8/2022).

Sri Mulyani menilai, outlookgross domestic product (GDP) kuartal II/2022 masih positif lantaran konsumsi tercatat sangat kuat. Oleh karena itu, menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2022 akan meningkat dari kuartal I/2022.

"Kuartal II/2022 masih akan tumbuh di atas 5 persen terutama kuartal I/2022 waktu itu 5,01 persen, kita memperkirakan kuartal II/2022 juga akan bertahan di atas 5 persen," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper