Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disparitas Harga Lebar, Pengusaha Batu Bara Minta Pemerintah Terapkan BLU

Disparitas harga batu bara domestik dan harga internasional membuat pengusaha memprioritaskan ekspor.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (Aspebindo) meminta pemerintah untuk segera mengaktifkan penerapan Badan Layanan Umum atau BLU Batu Bara seiring dengan disparitas antara harga domestik dan pasar internasional.

Wakil Ketua Umum Aspebindo Fathul Nugroho mengatakan disparitas harga yang tinggi itu belakangan membuat pasokan batu bara untuk keperluan domestik cenderung terhambat. Alasannya, sebagian besar penambang dan trader batu bara memilih untuk melakukan pengiriman komoditas energi primer itu ke pasar luar negeri ketimbang memenuhi kewajiban pasokan domestik.

“Kenaikan harga komoditas batu bara mengakibatkan persaingan dalam pemenuhan suplai antara domestik dan ekspor karena pemilik tambang dan trader batu bara lebih tertarik dengan ekspor,” kata Fathul dalam Diskusi Publik BLU Batu Bara, Selasa (2/8/2022).

Di sisi lain, Fathul menuturkan, penjualan batu bara pada pasar domestik cenderung tidak memiliki margin yang lebar lantaran harga patokan dalam negeri yang rendah dibandingkan dengan pasar ekspor.

“Kami menyambut baik kebijakan yang dirilis Kementerian ESDM terkait BLU bisa jadi solusi disparitas harga,” kata dia.

Adapun, BLU Batu Bara itu bakal menarik iuran batu bara dari setiap transaksi penjualan setelah harga dilepas pada mekanisme pasar. Iuran itu dialihkan untuk menambal harga yang dibayarkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menggunakan patokan terkini US$70 per ton.

Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi pasokan gas Eropa berpengaruh besar dalam menentukan kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) Agustus 2022 sebesar US$2,59 per ton dari bulan sebelumnya. Sehingga, HBA Agustus 2022 mengalami kenaikkan menjadi US$321,59 per ton.

"Harga gas alam cair di Eropa terus merangkak naik menyusul ketidakpastian pasokan gas. Bahkan beberapa negara Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batubara guna antisipasi adanya krisis listrik," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi melalui siaran pers, Selasa (2/8/2022).

Agung mengatakan faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga itu di antaranya lonjakan permintaan batu bara dari China, India dan Korea Selatan.

"Ini disebabkan lantaran Rusia menawarkan diskon harga batu bara," kata dia.

Kenaikan ini mencatatkan tren positif harga batu bara sepanjang 2022. Pada Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar US$158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari. Selanjutnya Maret menyentuh angka US$203,69 per ton, April sebesar US$288,40 per ton, Mei berada di level US$275,64 per ton, dan Juni US$323,91 per ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper