Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachma berharap Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) seiring naiknya angka inflasi Juli 2022 yang hampir mencapai 5 persen.
Dia memperkirakan inflasi akan meningkat secara substansial dan fundamental pada semester II/2022 sehingga perlu adanya antisipasi risiko tekanan inflasi pada semester II/2022.
Baca Juga
Menurutnya, inflasi yang diperkirakan terus meningkat tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya permintaan, menyusul adanya pelonggaran PPKM yang meningkatkan mobilitas masyarakat dan perputaran uang.
"Dengan demikian, tren inflasi inti diperkirakan akan terus meningkat ke depan," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/8/2022).
Di lain sisi, pemerintah telah memutuskan untuk menambah subsidi energi untuk menahan risiko inflasi dari inflasi administered price. Kendati demikian, Faisal menyoroti inflasi pangan cenderung tetap tinggi di tengah isu ketahanan pangan global yang diperburuk oleh restriksi pangan oleh negara-negara pengekspor utama.
Faisal menyampaikan hal tersebut dapat mendorong harga bahan pangan untuk terus bergerak naik meningkatkan risiko inflasi dari inflasi harga yang fluktuatif.
Kemudian, lanjut dia, inflasi Producer Price Index (PPI) dan inflasi Wholesale Price Index (WPI) yang telah berada di atas inflasi CPI juga dapat memberikan risiko inflasi sisi penawaran melalui inflasi sisi permintaan.
Dengan demikian, Faisal memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai di atas 4 persen pada akhir tahun ini, sekitar 4,60 persen.
"Karena itu, kami masih mengharapkan BI untuk menaikkan BI7DRRR hingga 75 bps [maksimal 4,25 persen] pada semester II/2022," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Indonesia pada Juli 2022 telah mencapai 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau hampir mencapai 5 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015 dimana saat itu terjadi inflasi 6,25 persen yoy.