Skema KPR
2. Memilih rumah sekunder
Di samping itu, properti secondary house atau rumah seken maupun apartemen seken bisa menjadi pilihan bagi milenial, karena produk properti tersebut biasanya ditawarkan dengan harga yang miring.
"Jadi manfaatkanlah itu, kalau nggak Covid-19 pasti harganya jauh lebih tinggi," ujarnya.
3. Memanfaatkan KPR
Lebih lanjut, Angra menuturkan kondisi kesiapan finansial bagi milenial yang mapan mungkin membeli atau membangun rumah bukan masalah besar. Namun, bagaimana dengan milenial yang belum di konsisi mapan finansial?
Angra mendorong pemanfaatan skema pembayaran properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ataupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Namun, untuk bisa lolos memperoleh KPR, seseorang setidaknya perlu stabil dalam pendapatan.
"Menurut saya, penting sekali bagi milenial memiliki pekerjaan yang jelas, karena salah satu poin penting bagi Bank adalah melihat riwayat pekerjaan dan salary (pendapatan) yang diperoleh oleh orang tersebut," jelasnya.
Di kondisi saat ini, kondisi pekerjaan merupakan filter utama bagi Bank untuk meloloskan KPR pada seseorang. Selama pandemi, beberapa Bank bahkan menilai dari sisi bidang pekerjaan konsumen, apakah terdampak langsung oleh pandemi ataupun tidak.
4. Kesanggupan membayar cicilan
Selanjutnya, Milenial dinilai perlu mempertimbangkan kesesuaian penghasilan dengan kesanggupan mencicil, ketimbang kesiapan jumlah sanggup membayar DP. Pasalnya, banyak pengembang yang menawarkan DP 0 persen, subsidi DP, subsidi biaya KPR, bahkan free untuk beberapa biaya yang mesti dikeluarkan.
"Kesanggupan mencicil ini akan menjadi pertimbangan milenial berapa nominal KPR yang ingin diajukan dan berapa lama jangka waktu pinjam KPR tersebut," jelasnya.
Secara keseluruhan, jika diberi pilihan menyewa atau membeli, Angra lebih menyarankan untuk "memaksa" membeli. Arti memaksa disini yaitu untuk menghemat biaya hidup yang lain, sehingga bisa maksimal di cicilan rumah.
Pilihannya ini juga didasarkan pada perkembangan harga rumah yang akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, lahan semakin terbatas yang menyebabkan harga lahan terus naik. Terlebih untuk lokasi-lokasi yang infrastrukturnya terus berkembang.