Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga TBS Sawit Merangkak Naik, Mendekati Rp1.500 per Kg

Harga TBS Sawit mulai merangkak naik sejak dihapuskannya pungutan ekspor CPO. Namun, harganya masih di bawah harapan para petani sawit.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) melaporkan bahwa harga tandan buah segar (TBS) sawit mulai merangkak naik setelah dua minggu diterapkan kebijakan pungutan ekspor CPO menjadi Rp0. Harga TBS kini sudah mendekati Rp1.500 per kilogram (kg). 
Berdasarkan data Apkasindo per 30 Juli 2022, harga TBS di petani swadaya atau mandiri terpantau rata-rata berada di angka Rp1.448 per kg. Sementara itu, untuk petani plasma mencapai Rp1.775 per kg.
Ketua DPP Apkasindo Gulat Manurung mengungkapkan bahwa kenaikan harga TBS rata-rata Rp250-650 per kilogram sejak dihapuskannya pungutan ekspor CPO.
"Semua harga ini 5-21 persen di bawah harga rekomendasi Disbun. Harusnya harga TBS sudah Rp2.100-2.250 [per kg], sebagai dampak tidak dibebankan lagi PE. Hal ini tidak terlepas dari lambatnya pergerakan harga CPO hasil tender KPBN," kata Gulat, Senin (1/8/2022). 
Sebagai informasi, harga penetapan dinas perkebunan (disbun) rata-rata sebesar Rp1.940 per kg, sedangkan harga terendah berada di Sulawesi Barat (Rp1.250 per kg) dan tertinggi di Lampung (Rp3.210 per kg). 
Untuk itu, petani sawit mendorong pabrik kelapa sawit atau PKS untuk tidak menjadikan tangki penuh sebagai alasan menunda pembelian TBS dari petani. 
Faktanya, kata Gulat, ekspor kini sudah menuju normal, bahkan di periode Juli 2022 termonitor ekspor sudah mencapai dua juta ton lebih.  
"Demikian juga pihak korporasi refinary dan eksportir tidak ada alasan lagi membeli CPO dari PKS dengan harga murah, karena ekspor sudah berjalan dan beban CPO sudah berkurang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper