Bisnis com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan tingkat inflasi pada Juli 2022 mencapai 0,52 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kenaikan inflasi tersebut diperkirakan melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,61 persen mtm.
Namun demikian, secara tahunan, Josua memperkirakan tingkat inflasi pada Juli 2022 mencapai 4,82 persen (year-on-year/yoy).
"Inflasi tahunan diperkirakan meningkat menjadi 4,82 persen yoy dari sebelumnya 4,35 persen yoy," katanya kepada Bisnis, Minggu (31/7/2022).
Josua menjelaskan perlambatan inflasi secara bulanan disebabkan oleh perlambatan inflasi dari komponen barang bergejolak atau volatile food, meski masih relatif tinggi dibandingkan dengan periode bulan-bulan sebelumnya.
"Beberapa komoditas pangan yang masih mendorong inflasi harga bergejolak diantaranya bawang merah 20 persen mtm, cabai merah 17 persen mtm, dan cabai rawit 5,8 persen mtm," jelasnya.
Di sisi lain, imbuhnya, terdapat beberapa komoditas pangan yang berkontribusi pada deflasi karena tren harga yang cenderung menurun, yaitu daging ayam sebeasar -2,4 persen mtm, bawang putih -2,2 persen mtm, dan minyak goreng -6,3 persen mtm.
Sejalan dengan itu, inflasi pada komponen inti juga diperkirakan melambat secara bulanan, dipicu oleh harga emas yang mengalami penurunan sebesar 2 persen mtm dan harga gula pasir sebesar 0,8% mtm pada Juli 2022.
"Meskipun demikian, kenaikan biaya pendidikan tinggi justru tetap mendorong inflasi inti," kata Josua.
Secara tahunan, dia memperkirakan inflasi inti pada Juli 2022 akan meningkat menjadi 2,84 persen yoy dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,63 persen yoy.
Josua menambahkan dorongan inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices, masih cenderung tinggi pada Juli 2022.
Faktor pendorong inflasi pada komponen administered prices tersebut yaitu kenaikan beberapa jenis bahan bakar, seperti LPG non-subsidi, Pertamax Turbo, DexLite, dan Pertamina Dex.
"Harga tiket pesawat juga masih relatif tinggi akibat masih tingginya harga bahan bakar avtur," kata dia.