Bisnis.com, JAKARTA – Alibaba Group Holding Ltd. berencana mencatatkan saham di bursa utama Hong Kong, membuka jalan bagi investor di China untuk langsung membeli saham raksasa e-commerce ini.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (26/7/2022), Alibaba mengatakan bahwa pihaknya akan mencatatkan saham di Hong Kong Stock Exchange (HKEX), yang pada gilirannya akan memungkinkan perseroan dapat diperdagangkan melalui Stock Connect dengan bursa Shanghai dan Shenzhen.
Adapun Alibaba telah terdaftar di Bursa Efek New York sejak September 2014. Saat itu, IPO perseroan menjadi yang terbesar dalam sejarah. Alibaba sebelumnya juga telah dual listing di bursa sekunder Hong Kong pada November 2019.
Dengan pencatatan di bursa utama, Alibaba dapat meningkatkan likuiditas setelah aksi jual selama setahun yang dipicu oleh perlambatan ekonomi China dan tindakan keras Beijing terhadap perusahaan internet besar.
Alibaba menargetkan pencatatan saham pada akhir tahun. Jika terlaksana, ratusan juta investor di daratan China akan mendapatkan akses langsung membeli saham ke salah satu perusahaan terbesar di Negeri Panda tersebut.
Langkah Alibaba ini dapat mendorong perusahaan lain untuk mengikutinya, membantu memperkuat Hong Kong sebagai tempat alternatif sekarang karena regulator AS mengancam akan mengusir perusahaan-perusahaan China dari bursa AS kecuali mereka mematuhi aturan audit.
Baca Juga
Alibaba naik sebanyak 4,5 persen di Hong Kong, sementara operator bursa Hong Kong Exchanges and Clearing Ltd. naik lebih dari 3 persen. SoftBank Group Corp, pemegang saham terbesar Alibaba, naik lebih dari 3 persendi Tokyo.
Analis Forsyth Barr Asia Ltd. Willer Chen mengatakan ini merupakan langkah besar bagi Alibaba, mengingat sebelumnya perusahaan melakukan pencatatan saham terbesar di bursa sekunder Hong Kong.
“Perdagangan di Stock Connect dapat menghasilkan basis investor yang lebih beragam untuk Alibaba dan memberikan investor daratan akses investasi langsung ke Alibaba,” ungkap Chen seperti dikutip Bloomberg, Selasa (27/7/2022).
Chief Executive Officer HKEx Nicolas Aguzin mengatakan lebih banyak perusahaan yang mencatatkan di bursa sekunder di Hong Kong tengah mempertimbangkan listing di bursa utama, sementara yang lain mungkin terpaksa melakukannya akibat aturan pasar karena lebih banyak volume mereka bermigrasi ke China daratan.
Prospek penyertaan Stock Connect untuk perusahaan seperti Alibaba telah menjadi subyek spekulasi yang intens di kalangan pelaku pasar di Hong Kong, yang saat ini mengecualikan perusahaan yang terdaftar di bursa sekunder dan hak suara tertimbang dari tautan perdagangan di China.
Langkah Alibaba ini menyoroti urgensi untuk mencari investor baru sebelum kemungkinan delisting dari bursa AS.
"Langkah Alibaba mungkin menunjukkan perusahaan internet bersiap untuk mundur, jika mereka harus delisting dari AS," kata Redmond Wong, analis Saxo Capital Markets.
Pencatatan saham di bursa utama Hong Kong seringkali lebih mahal dan memerlukan aturan pelaporan yang lebih ketat daripada listing sekunder. Tidak seperti perusahaan dengan listing utama di Hong Kong, perusahaan dengan listing sekunder di kota dibebaskan dari aturan tertentu dan tidak harus mengungkapkan hal-hal seperti jaminan keuangan yang diberikan kepada afiliasi dan janji saham yang dibuat oleh pemegang saham pengendali.
Perusahaan China lainnya telah memilih untuk mendaftar langsung di Hong Kong dengan status dual-primer. Itulah yang terjadi pada pembuat kendaraan listrik XPeng Inc. dan Li Auto Inc., yang mulai diperdagangkan di Hong Kong selama setahun terakhir.