Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membahas peluang pendanaan proyek Blok Masela dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) lewat skema Joint Crediting Mechanism (JCM) saat bertemu dengan Gubernur JBIC yang baru Nobumitsu Hayashi di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin (25/07).
Airlangga mengatakan proyek Masela itu belakangan makin strategis akibat perang Rusia-Ukraina yang diikuti dengan kenaikan permintaan gas dari negara anggota G7. Menurut Airlangga, gas menjadi komoditas penting untuk dapat dijadikan bahan baku ammonia, pupuk dan methanol sebagai salah satu bahan blending untuk biofuel.
“Nilai investasi proyek ini mencapai US$19,85 miliar. Namun demikian, proyek ini mempunyai tantangan ke depan yaitu adanya percepatan transisi energi, persyaratan dekarbonisasi, dan perubahan industri hulu migas, sehingga perlu dievaluasi dan diidentifikasi ulang mengenai ruang lingkup proyeknya,” kata Airlangga melalui siaran pers, Selasa (26/7/2022).
Seperti diketahui, JBIC memiliki spesialisasi pembiayaan di sektor energi. Sejumlah proyek infrastruktur energi yang telah didanai oleh JBIC di antaranya Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1, dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh.
“Proyek-proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Airlangga.
Dia menambahkan fokus Indonesia untuk dua tahun ke depan adalah memulihkan ekonomi dan kembali mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, yang salah satunya didukung oleh ketersediaan infrastruktur energi. Dia mengatakan pemerintah tengah mempercepat pelaksanaan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030.
Baca Juga
JBIC berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia sebagai sumber pendanaan maupun penasihat dalam berbagai proyek infrastruktur. JBIC setiap tahun membuat survei atas perusahaan manufaktur Jepang yang melakukan bisnis di luar Jepang (Survey on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies). Survei JBIC 2021 berjudul “Promising Countries for Overseas Business,” menempatkan Indonesia berada di posisi ke-6 di bawah Vietnam dan Thailand.
“Indonesia ingin lebih tinggi dari Vietnam dan Thailand, inilah alasan utama kenapa kami menemui JBIC di Tokyo,” kata Airlangga.