Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Strategi AirAsia dan Garuda (GIAA) Terbang Tinggi Semester II/2022

AirAsia dan Garuda Indonesia menjelaskan strateginya agar bisa tebang lebih tinggi pada semester II/2022.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia Indonesia Tbk. dan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bersiap untuk terbang lebih tinggi saat memasuki semester II/2022.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga optimistis pada semester II/2022 industri penerbangan mampu tumbuh lebih pesat dengan melihat kondisi yang terjadi hingga semester I/2022.

Menurutnya, pada semester I/2022 maskapai mulai kembali mengangkut jumlah penumpang yang lebih banyak dibandingkan dengan pada saat pandemi kendati menghadapi tekanan kapasitas jumlah pesawat. Selain itu, sejumlah negara juga telah membuka perbatasannya.

“Semester II/2022 ini permintaan akan lebih kuat yang didorong dari pasar domestik, penambahan kapasitas, dan rute internasional,” ujarnya, Senin (25/7/2022).

AirAsia bakal fokus memberikan kualitas pelayanan dalam upaya menambah loyalitas pelanggan. Adapun, untuk tetap menjaga harga tiket tetap hemat, maskapai hanya membuka rute dengan tingkat permintaan tinggi dan meningkatkan efisiensi.

Setelah mengatur strategi yang tepat, maskapai dengan kode penerbangan QZ tersebut harus memastikan bahwa rencana tersebut dapat segera terealisasikan dengan cepat tanpa mengesampingkan keamanan serta mendorong masyarakat untuk kembali terbang.

Head of Indonesia Affairs and Policy AirAsia Indonesia Eddy Krismeidi mengatakan dampak pandemi telah menghantam industri penerbangan Indonesia. Pasalnya, pada 2021 hanya rute domestik yang mendominasi perjalanan udara ketimbang rute internasional.

Selain itu, sesuai prediksi dari International Civil Aviation Organization (ICAO), secara keseluruhan pada 2021 terjadi penurunan penerbangan internasional dibandingkan dengan rute domestik. Sebab, belum banyak perbatasan di luar negeri yang membuka pintu masuknya.

"Alhamdulillah kalau kita lihat di Asean sekarang, pintu perbatasan di negara Asean sudah terbuka, dibandingkan pintu di Asia Timur, seperti China, Jepang dan Korea yang belum sepenuh membuka pintu gerbang internasional untuk berbagai tujuan perjalanan," jelasnya.

Eddy meyakini, adanya relaksasi yang berlaku, baik di domestik maupun internasional, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perjalanan internasional. Pada Februari hingga Maret 2022, peningkatan jumlah wisatawan internasional di gerbang utama Indonesia juga meningkat cukup tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper