Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kehilangan Hampir 1 Juta Pelanggan, Alarm buat Netflix

Netflix kehilangan 970.000 pelanggan sehingga menyisakan 221 juta pelanggan pada kuartal II/2022.
Amanda Kusumawardhani
Amanda Kusumawardhani - Bisnis.com 20 Juli 2022  |  13:56 WIB
Kehilangan Hampir 1 Juta Pelanggan, Alarm buat Netflix
Kehadiran Fast Laughs juga membantu Netflix dalam menunjukkan strategi mempertahankan pelanggannya melalui banyaknya variasi konten dalam platformnya. - Fast Laughs

Bisnis.com, JAKARTA – Netflix harus rela kehilangan hampir 1 juta pelanggannya sepanjang kuartal II/2022 seiring dengan makin banyaknya pelanggan yang berhenti berlangganan.

Jika dirinci, Netflix kehilangan 970.000 pelanggan sehingga menyisakan 221 juta pelanggan. Kendati demikian, realisasi jumlah kehilangan pelanggan ini lebih sedikit dibandingkan proyeksi Netflix sebelumnya yakni 2 juta pelanggan.

Kondisi ini memang bukan pertama kali terjadi. Netflix sudah kehilangan pelanggan sejak April 2011 yang diikuti dengan pemangkasan karyawannya dan penurunan harga sahamnya.

“Kondisi saat ini sangat menantang, kehilangan 1 juta dan menyebutkan kesuksesan, tetapi kami tetap menargetkan pertumbuhan cukup tinggi tahun depan,” kata Co-Chief dan Founder Netflix Reed Hastings, dikutip dari geotv, Rabu (20/7/2022).

Sejumlah faktor dianggap menjadi penyebab di balik kondisi ini, termasuk banyaknya pesaing dan kenaikan harga langganan.

Netflix mencatatkan kehilangan pelanggan dengan level terbesar sejak perusahaan ini berdiri, dengan Amerika Serikat dan Kanada menjadi dua negara dengan jumlah terbesar.

Tetapi, profit Netflix pada kuartal yang sama tercatat US$1,4 miliar atau naik dari US$1,3 miliar kuartal yang sama tahun lalu. Pendapatan tercatat tumbuh 9,6 persen secara tahunan menjadi US$7,9 miliar.

Direktur Eksekutif Ampere Analysis Guy Bisson mengatakan penurunan jumlah pelanggan adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh Netflix.

“Ketika anda menjadi pemimpin pasar, hanya ada satu arah untuk pergi, apalagi jika banyak pesaing datang, sama seperti apa yang Netflix hadapi saat ini,” jelasnya, dikutip dari BBC.

Netflix menjadi raja streaming video ketika pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020, ketika banyak orang terpaksa menghabiskan waktunya di rumah. Tetapi, ketika pandemi mulai mereda, Netflix terlihat cukup kesulitan untuk menambah jumlah pelanggan baru dan menjaga pelanggan yang loyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Netflix videostreaming video on demand (vod)
Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top