Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX tercatat masih menduduki puncak daftar orang terkaya dengan kekayaan yang mencapai US$220 miliar.
Jika menggunakan kurs senilai Rp14.990, maka kekayaan yang dimiliki Elon Musk sekitar Rp3.297 triliun. Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index pada Selasa (19/7/2022), hingga pukul 10.28 WIB, kekayaan milik Elon Musk terpantau naik US$406 juta. Namun, sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) mengalami penurunan US$50,6 miliar.
Dikutip dari Forbes, Elon Musk mendirikan sebanyak 6 perusahan, termasuk mobil listrik Tesla, produsen roket SpaceX dan startup terowongan bernama The Boring Company.
Elon Musk mendirikan SpaceX pada 2002 yang bernilai US$125 miliar setelah putaran pendanaan pada Mei 2022. Adapun, The Boring Company, perusahaan terowongan milik Elon Musk yang terkumpul US$675 juta pada April 2022 dengan valuasi mencapai US$5,7 miliar.
Selain bos Tesla, di posisi kedua ditempati oleh pengusaha Jeff Bezzos yang mempunyai total kekayaan bersih US$137 miliar. Mengekor di belakangnya, ada bos Louis Vuitton, yakni Bernard Arnault dengan kekayaan mencapai US$131 miliar.
Tak mau kalah, Bill Gates yang merupakan pendiri Microsoft itu juga tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$113 miliar dan menjadi orang kaya keempat versi Forbes. Sementara itu, di posisi kelima ditempati oleh pengusaha India, Gautam Adani dengan total kekayaan yang bernilai US$110 miliar.
Baca Juga
Dikutip dari The New York Post, Elon Musk berencana untuk mengajukan gugatan balik terhadap Twitter dalam beberapa hari mendatang untuk membatalkan perjanjian senilai US$44 miliar untuk membeli raksasa jejaring sosial tersebut.
Menurut sumber The Post, pengacara Musk meminta hakim Pengadilan Negeri Delaware untuk memberi pihaknya lebih banyak waktu dan kekuatan untuk mengumpulkan informasi tentang bot di Twitter.
Di sisi lain, Twitter ingin pengadilan memaksa Musk untuk membeli Twitter dengan harga yang disepakati, yakni US$54,20 per saham, sementara Musk berpendapat bahwa dia diizinkan untuk mengakhiri kesepakatan karena Twitter telah gagal memberikan informasi yang memadai tentang akun bot dan akun palsu.
Adapun sidang pertama dalam gugatan Twitter dijadwalkan pada Selasa, ketika Kanselir Pengadilan Delaware Kathaleen McCormick diperkirakan akan mempertimbangkan permintaan Twitter untuk persidangan yang dipercepat.