Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Denda Kontainer Termahal Dunia Ada di AS, Ini Nominalnya

Biaya denda kontainer termahal di dunia berada di pelabuhan Amerika Serikat (AS).
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Biaya demurrage dan detention di pelabuhan Amerika Serikat (AS) hingga saat ini tercatat merupakan yang paling tinggi di antara sejumlah wilayah/kawasan selama 2022. Satu kontainer tercatat dihargai sebesar US$2.692.

Untuk diketahui, demurrage dan detention merujuk pada biaya denda yang harus dibayarkan karena terlambat mengembalikan kontainer milik perusahaan pelayaran (shipping line). Bedanya, demurrage dibayarkan ketika posisi kontainer masih ada di dalam pelabuhan (port), sementara itu detention merujuk pada kontainer yang sudah ada di luar pelabuhan/kawasan pabean.

Berdasarkan laporan Demurrage & Detention Benchmark 2022 terbaru dari Container xChange, biaya demurrage dan detention atau D&D selama 2022 tahun berjalan menurun dari 2021, namun belum kembali ke level prapandemi. Laporan terbaru juga menunjukkan bahwa biaya D&D di AS merupakan yang tertinggi.

"Berdasarkan kawasan, tarif D&D di AS pada Mei [2022] merupakan yang tertinggi yakni US$2.692 per kontainer. Itu lebih tinggi dibandingkan dengan kawasa Eropa US$549 [per kontainer], India US$482, China US$453, dan US$366 di kawasan Asia," demikian dikutip dari laporan yang diterima, Jumat (15/7/2022).

Adapun, rata-rata biaya D&D di beberapa pelabuhan utama di dunia tercatat sebesar US$664 per kontainer atau turun 26 persen dari biaya pada 2021 yakni US$868 per kontainer. Namun, biaya pada tahun berjalan 2022 ini masih lebih tinggi sekitar 12 persen dari level prapandemi yakni US$586 per kontainer.

Sebelumnya, biaya D&D yang ditarik oleh pemilik kontainer naik 38 persen dari 2020 sebesar US$586 ke US$868 di 2021.

Untuk itu, Co-Founder dari Container xChange Christian Roeloffs mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 pengguna jasa pelayaran (shipper) harus lebih mengenal pengoperasian kontainer agar bisa mengatur biaya demurrage dan detention yang dikeluarkan. Terlebih, ketika adanya kondisi inflasi dan ongkos pengapalan yang meningkat.

"China memimpin dalam urusan ekspor maritim kendati memiliki sejumlah pelabuhan tersibuk di dunia. Mereka memastikan bahwa mereka paling efisien walaupun sedang dalam kondisi lockdown," terang Christian.

Adapun, laporan terbaru Container xChange 2022 yang dikutip ini, membandingkan biaya demurrage dan detention yang dikenakan kepada para pelanggan oleh 10 perusahaan pelayaran terbesar, dan pada 60 pelabuhan petikemas terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper