Bisnis.com, LABUAN BAJO – Hasil kajian Daya Dukung Daya Tampung Taman Nasional Komodo (TNK) yang menunjukkan bahwa nilai jasa ekosistem hilang akibat lonjakan kunjungan wisatawan ke TNK dinilai tidak benar.
Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp-Mabar) menilai hasil kajian tersebut merupakan hoaks. Mereka berpendapat, bukan wisatawan yang menjadi penyebabnya, melainkan pemerintah sendiri yang menghancurkan ekosistem Pulau Rinca, NTT.
"Nyatanya bukan wisatawan yang merusak Taman Nasional [TN] Komodo oleh aktivitas wisata namun sebaliknya pemerintah sendiri yang menghancurkan ekosistem Pulau Rinca dengan mendirikan Jurassic Park bernilai triliunan," ungkap Ketua Formapp-Mabar Rafael Todowela dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (13/7/2022).
Rafael menuturkan penghancuran ekosistem tersebut tersistem dan terencana menyebabkan Pulau Rinca masih ditutup hingga hari ini sebagai dampak dari pembangunan Jurassic Park tersebut.
Sebagai gantinya, pemerintah justru menyalahkan wisatawan dan menyebutkan bahwa nilai jasa ekosistem yang hilang dapat mencapai Rp11 triliun.
"Tentu saja hal tersebut hoaks dan sangat menyesatkan nalar publik," tegasnya.
Di lain sisi, sistem pembayaran yang rencananya diterapkan Rp15 juta per 4 orang per tahun dinilai sebagai bentuk dominasi kapitalis di dalam manajemen pengelolaan TN Komodo. Sistem ini, disebut merugikan para pengunjung, pelaku usaha, dan pasar pariwisata.
Kepala Kajian Daya Dukung Tampung TNK Imam Firmansyah sebelumnya menyampaikan nilai jasa ekosistem Pulau Komodo cukup tinggi yakni sekitar Rp23 triliun ada 2045.
"Kalau kunjungan tidak dibatasi dan melebihi kapasitas yang ditentukan 292.000 orang, maka nilai jasa ekosistem yang hilang bisa mencapai Rp11 triliun," katanya beberapa waktu lalu.
Per 1 Agustus 2022, pemerintah akan menetapkan harga masuk ke kawasan TN Komodo menjadi Rp3,75 juta per orang per tahun.
Baya tersebut rencananya diterapkan secara kolektif tersistem yaitu Rp15 juta per 4 orang per tahun. Adapun hitungan harga tersebut berdasarkan pertimbangan biaya konservasi akibat hilangnya nilai jasa ekosistem lantaran lonjakan kunjungan wisatawan ke TN Komodo.