Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan 13 Juli: Telur Kembali Nyaris Rp30.000, Bawang Merah Rp90.000/Kg

Dilihat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Rabu (13/7/2022) harga telur ayam di rata-rata pasar tradisional Indonesia Rp29.900 per kilogram, naik 2,05 persen dibanding kemarin.
Pekerja memanen telur ayam ternaknya di kelurahan Rangas, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (5/11/2020)/ANTARA
Pekerja memanen telur ayam ternaknya di kelurahan Rangas, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (5/11/2020)/ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA- Selain cabai, harga telur ayam dan bawang merah terus menerus merangkak naik.

Dilihat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Rabu (13/7/2022) harga telur ayam di rata-rata pasar tradisional Indonesia Rp29.900 per kilogram, naik 2,05 persen dibanding kemarin.

Kemudian bawang merah besar Rp90.550 per kg, naik 4,2 persen dibanding kemarin dan bawang merah ukuran sedang Rp65.050 per kg, naik 0,54 persen.

Minyak goreng yang sebelumnya terus menurun, hari ini kembali naik. Minyak goreng curah Rp17.150 per kg, naik 4,89 persen dibanding kemarin, minyak kemasan merk 2 Rp24.650 per kg, naik 2,07 persen dan minyak goreng merk 1 Rp25.200 per kg.

Tidak hanya itu, bawang putih ukuran sedang Rp29.550 per kg, naik 0,85 persen, gula pasir kualitas premium Rp16.100 per kg, naik 0,63 persen, dan gula pasir lokal Rp14.750 per kg, naik 1,37 persen.

Sementara itu, daging ayam ras Rp37.050 per kg, turun 1,85 persen dibanding kemarin, beras kualitas super I Rp12.950 per kg, beras medium 2 Rp11.600 per kg, beras medium 3 Rp11.650 per kg.

Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) harga telur ayam ras normalnya adalah Rp23.000-Rp24.000 per kg dan ayam ras Rp35-36.000 per kg. Namun, Badan Pangan Nasional menyatakan harga telur ayam ras yang menembus Rp30.000 per kilogram sudah ideal. Harga itu sesuai dengan modal produksi peternak.

“Rentang harga telur ayam yang berkisar Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu-an per kilogram merupakan harga yang sesuai dengan modal produksi yang harus dikeluarkan para peternak dan margin pedagang,” ujar Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi, Senin (27/6/2022).

Sementara itu, Kementerian Pertanian mengatakan untuk kenaikan bawang disebabkan karena berkurangnya pasokan sebagai akibat masa panen beberapa sentra produksi di pulau Jawa (Nganjuk, Demak, dan Probolinggo) telah berakhir di Mei. Selain itu, juga terjadi akibat mundurnya masa tanam akibat cuaca ekstrim serta tingginya serangan organisme pengganggu tanaman atau OPT dan belum didukung teknologi pascapanen.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan kondisi cuaca yang masih banyak terjadi hujan dengan curah tinggi membuat petani enggan menanam cabai dan bawang.

“Petani takut ambil risiko untuk tanam cabai dan bawang, daripada rusak, mending tanam padi, airnya masih banyak,” ujarnya, Selasa (12/7/2022).

Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan pun memperkirakan pasokan akan kembali normal di akhir Juli hingga September mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper