Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi RI Terancam Melambat, Ini 8 Saran dari Indef

Berikut 8 saran Indef kepada pemerintah soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terancam melambat.
ILUSTRASI. Pertumbuhan Ekonomi RI Terancam Melambat, Ini 8 Saran dari Indef. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
ILUSTRASI. Pertumbuhan Ekonomi RI Terancam Melambat, Ini 8 Saran dari Indef. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Gejolak perekonomian global berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II/2022 melambat. Institute for Development of Economics and Finance atau Indef menilai perlu terdapat reformulasi perekonomian dengan memperkuat fundamental di dalam negeri.

Berdasarkan Kajian Tengah Tahun Indef, setelah pandemi Covid-19 cukup mereda ekonomi global justru menghadapi tantangan resesi akibat perang Rusia vs Ukraina, yang mendorong inflasi dan lonjakan harga. Hal itu berimbas ke Indonesia karena produktivitas perekonomian lemah serta menimbulkan dilema fiskal dan moneter.

"Indonesia perlu memperkuat kemandirian ekonominya dan memperkokoh fundamental ekonomi di dalam negeri. Indef pun menyarankan sejumlah strategi reformulasi kemandirian ekonomi di tengah dinamika global," tulis Kajian Tengah Tahun Indef yang dikutip pada Selasa (12/7/2022). 

Pertama, pemerintah harus meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri, melalui pemberian insentif petani untuk meningkatkan kualitas hasil pangan dan menjalin kemitraan atau integrasi dengan industri di sisi hilir. Selain itu, pendampingan dan pemberdayaan petani pada pertanian presisi, digitalisasi rantai nilai pangan, serta penggunaan teknologi hasil pertanian.

Kedua, untuk memupuk kemandirian fiskal, perlu diakukan refocusing dan tingkatkan kualitas belanja APBN dengan menunda/membatalkan program dan proyek yang tidak relevan dan bukan kebutuhan yang mendesak, seperti pembangunan ibu kota baru (Ibu Kota Negara/IKN).

Ketiga, peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada sektor industri prioritas dan UMKM, yang dapat diinisiasi oleh pemerintah melalui kebijakan pengadaan barang dan jasa. Selain itu, pengadaan barang untuk BUMN juga dapat diarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan barang dengan konten lokal yang cukup tinggi.

Keempat, percepat industrialisasi melalui hilirisasi sumber daya alam, salah satunya dengan mendorong peran investasi/penanaman modal. Indef menilai bahwa hal tersebut penting untuk memastikan Indonesia mampu keluar dari jebakan negara kelas menengah di masa depan.

Kelima, percepat realisasi kerja sama perdagangan dengan negara non tradisional agar kinerja ekspor tidak tergantung oleh pasar tradisional. Hal ini penting untuk mendukung kinerja ekspor.

"Selain itu, pemerintah juga perlu mengembangkan produk non tradisional untuk menjadi champion baru untuk pasar ekspor," tulis Indef dalam risetnya.

Keenam, memperkuat pertahanan pasar domestik dari serbuan impor yang tidak produktif bagi perekonomian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun non-tariff measures yang lebih variatif dan beragam.

Ketujuh, memperkuat investasi pada sektor hulu migas (eksplorasi) untuk meningkatkan produksi migas, termasuk mempertimbangkan skema investasi cost recovery yang bisa dioptimalkan.

Kedelapan, mempercepat agenda komersialisasi hasil riset dan inovasi yang dikembangkan oleh peneliti dalam negeri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memprioritaskan penggunaan teknologi domestik oleh pelaku usaha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper