Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan potensi ekonomi dan keuangan digital pada 2025 diperkirakan mencapai US$146 miliar atau setara dengan Rp2.184 triliun (kurs Rp14.964 per dolar AS).
Hal tersebut disampaikan Airlangga dalam sambutannya mewakili Presiden Jokowi dalam side event G20 Indonesia bertajuk "Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery Collaboration and Synergy" di Bali pada Senin (11/7/2022).
Pada 2021, nilai ekonomi digital/internet Indonesia tercatat sebesar US$70 miliar pada 2021, menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Bahkan, diperkirakan mampu mencapai US$146 miliar pada 2025.
"Potensi ekonomi digital diperkirakan di 2025 bisa mencapai US$146 miliar dan di 2030 bisa naik menjadi 8 kali lipat," katanya seperti dikutip dari Youtube Bank Indonesia (BI), Senin (11/7/2022).
Lebih lanjut, dia menyampaikan nilai uang elektronik naik 32,25 persen, transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tumbuh 245 persen, dan nilai transaksi digital banking meningkatkan 20,82 persen secara tahunan.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara atau mewakili 40 persen dari digitalisasi di Asia Tenggara. Indonesia sendiri telah memiliki 2.391 startup, 2 decacorn, dan 8 unicorn.
"Ha itu tentunya didukung oleh perbaikan iklim usaha yang produktif," imbuhnya.
Kemudian, berdasarkan survei keuangan inklusif yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) dan DNKI, kepemilikan akun tercatat sebesar 65,45 persen sedangkan produk dan layanan keuangan mencapai 83,6 persen.
Melihat perkembangan tersebut, Airlangga optimistis bahwa inklusi Indonesia dapat mencapai angka yang ditargetkan, yakni 90 persen di 2024. Ini tentunya dengan penguatan sinergi, akselerasi dan implementasi di tingkat nasional dan daerah.
"Guna menjaga digitalisasi, perlu ada sinergi, investasi dan kebijakan sebagai fondasi untuk membangun Indonesia maju. Sinergi tersebut telah mampu mendorong stabilitas, terutama untuk perbaikan ekonomi nasional dengan upaya pemulihan," ucapnya.