Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyebut invasi Rusia terhadap Ukraina berkontribusi terhadap terjadinya krisis parah di Sri Lanka hingga membuat negara bangkrut.
Dalam konferensi per di Bangkok, Blinken mengatakan agresi Rusia di Ukraina berdampak pada krisis pangan terutama ekspor gandum. Hal ini berdampak ke seluruh dunia tak terkecuali Sri Lanka.
“Itu mungkin salah satu faktor yang berkontribusi terhadap apa yang terjadi di Sri Lanka, meskipun ada banyak faktor lain yang juga turut berkontribusi,” ungkap Blinken di Bangkok, Senin (11/7).
Blinken mengatakan ada lebih dari 20 juta ton gandum yang tersimpan di silo di Ukraina yang tidak bisa keluar karena Rusia memblokade pelabuhan Ukraina di Odessa, Laut Hitam.
“Jadi kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini, sekali lagi, mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka. Kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia,”
Blinken mengatakan AS berupaya mengatasi dampak global tersebut, termasuk dengan menempatkan sumber daya yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dari kerawanan pangan saat ini.
Baca Juga
Selain itu, AS juga berinvestasi dalam produksi dan keberlanjutan jangka panjang, sehingga negara memiliki sarana untuk memproduksi makanan yang mereka inginkan.
Terkait krisis di Sri Lanka Blinken mengatakan AS terus memantau perkembangan politik di Sri Lanka dan mendesak agar parlemen Sri Lanka untuk bergerak dengan komitmen untuk perbaikan negara, bukan mendukung partai politik tertentu.
“Dan kemudian adalah kewajiban pemerintah, apakah itu pemerintah baru yang dipilih secara konstitusional, pemerintah yang ada, untuk bekerja cepat mencoba mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang akan mengembalikan prospek stabilitas ekonomi jangka panjang, mengatasi masalah rakyat Sri Lanka,” pungkasnya.