Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hubungan Diplomatik Masih Tegang, Australia Tolak Penuhi Tuntutan China

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menanggapi pernyataan Menlu China Wang Yi, yang memberikan daftar empat “tindakan,” yang dapat dilakukan Australia untuk memperbaiki hubungannya dengan Beijing.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menolak memenuhi daftar tuntutan dari pemerintah China untuk untuk pulihkan hubungan antara kedua negara. Hal ini mempersulit upaya untuk memperbaiki hubungan diplomatik antara kedua negara.

Melansir Bloomberg pada Senin (11/7/2022), Albanese berbicara pada konferensi pers di Canberra pada Senin (11/7/2022) bahwa Australia tidak menanggapi tuntutan China.

Ini merupakan tanggapannya terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi, yang memberikan daftar empat “tindakan,” yang dapat dilakukan Australia untuk memperbaiki hubungannya dengan Beijing.

Di antara tindakan tersebut adalah perlunya Australia untuk melihat China sebagai mitra daripada saingan, mencari kesamaan sambil menyimpan perbedaan, dan tidak dikendalikan oleh pihak ketiga mana pun.

Menlu Wang membuat pernyataannya setelah dia bertemu dengan Menlu Australia Penny Wong pada Jumat (8/7/2022) yang merupakan pertemuan pertama antara diplomat tinggi kedua negara sejak 2019.

Pada Senin (11/7/2022), Albanese mengatakan Australia akan menanggapi kepentingan nasional kita sendiri.

“Kami akan bekerja sama dengan China sejauh yang kami bisa. Saya ingin membangun hubungan baik dengan semua negara. Tetapi kami akan membela kepentingan Australia ketika kami harus melakukannya,” katanya seperti dikutip Bloomberg, Senin (11/7/2022).

Australia telah berusaha untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang rusak dengan mitra dagang terbesarnya sejak Partai Buruh Albanese memenangkan pemilihan nasional pada Mei 2022.

Namun, kedua belah pihak sebagian besar masih menyalahkan satu sama lain. Wang mengatakan akar penyebab sulitnya hubungan kedua negara untuk pulih adalah pemerintah sebelumnya di bawah Perdana Menteri Scott Morrison.

Setelah pemerintah Morrison menyerukan penyelidikan internasional terhadap Covid-19 pada April 2020, Beijing memberlakukan sanksi perdagangan terhadap sejumlah besar ekspor Australia termasuk anggur, barley, dan batu bara.

Menlu dan Menteri Pertahanan kedua negara telah bertemu dalam sebulan terakhir untuk mempererat kembali hubungan diplomatik. Namun, Albanese mengatakan hubungan kedua negara hanya dapat pulih jika China mencabut sanksi perdagangan terhadap ekspor Australia.

Sampai saat ini, China tidak menunjukkan minat untuk menghapus hukuman dan menolak kesempatan untuk bertemu dengan Menteri Perdagangan Australia Don Farrell di Jenewa, Swiss pada Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper