Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) berharap rencana pemerintah menambah gas baru ke industri bisa segera terlaksana untuk mengatasi masalah tersendatnya pasokan gas yang terus berlangsung.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan penambahan gas tersebut diharapkan bisa terealisasi Juli 2022 atau selambat-lambatnya Agustus 2022.
"Sehingga, shortage supply gas yang dialami industri keramik bisa teratasi," katanya kepada Bisnis, Jumat (8/7/2022).
Penambahan gas tersebut merupakan penyaluran dari Lapangan Jambaran Tiung Biru di Jawa Timur. Sampai dengan Mei 2022 lalu, progres proyek Jambaran Tiung Biru dilaporkan mencapai 96,88 persen.
Menurut Edy, pasokan gas baru penting bagi industri lantaran ada gangguan pasokan dari Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jawa Timur yang menjadi kendala utama tidak maksimalnya serapan gas murah senilai US$6 per MMBTU di industri keramik.
Dia mengatakan penyerapan gas seharga US$6 per MMBTU di industri tertahan mau tidak mau tertahan di level 68 - 70 persen sepanjang semester I/2022.
Baca Juga
"Penyerapan gas US$6 per MMBTU oleh industri keramik semester I/2022 hanya berkisar 68-70 persen. Tentunya bisa meningkat jika kelancaran supply gas di Jawa Timur dari PGN bisa segera teratasi," kata Edy.
Selama gangguan pasokan gas di Jawa Timur berlangsung sejak tahun lalu, kata Edy, industri keramik membayar gas harga US$6 per MMBTU untuk sekitar 60 persen dari total kebutuhan.
Sementara sisanya, perusahaan-perusahaan di industri keramik harus merogoh kocek dengan membayar di kisaran harga mulai dari US$7,98/MMBTU sampai dengan US$15/MMBTU.
Sebagai konsekuensi, lanjutnya, pemulihan di industri keramik nasional terhambat dan diharapkan ada rencana penambahan penyaluran gas baru di sejumlah lokasi.
"Asaki mengharapkan rencana tambahan penyaluran gas baru," jelasnya.