Bisnis.com, JAKARTA - Kapasitas impor di industri minuman beralkohol Tanah Air diperkirakan bisa rebound tahun depan dengan asumsi tidak terjadi pengetatan aktivitas masyarakat dan bisnis akibat Covid-19.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman (Apidmi) Ipung Nimpuno mengatakan impor minuman beralkohol di Indonesia berkisar antara 60-65 persen dari kondisi sebelum pandemi.
"Bisnis minuman alkohol 2 tahun terakhir tiarap karena mobilitas orang terbatas. Sekarang, impor belum pulih, masih sekitar 65 persen dibandingkan sebelum pandemi," kata Ipung, Rabu (6/7/2022).
Dia memperkirakan, impor komoditas minuman beralkohol di Indonesia akan mengalami rebound selambat-selambatnya akhir 2023 dengan asumsi kondisi seperti dijelaskan sebelumnya.
Di Indonesia, pangsa pasar produk minuman beralkohol bisa dikatakan tidak besar. Dari total produk alkohol yang dijual secara legal di dalam negeri, barang-barang berstatus impor hanya memiliki pangsa sebanyak 5 persen.
Menurut Ipung, kecilnya porsi pasar minuman beralkohol impor di Indonesia mengimbangi segmentasi konsumen. Dia mengatakan konsumen minuman beralkohol impor di Indonesia spesifik di kelas ekonomi menengah ke atas.
Baca Juga
"Karena mahal, konsumen spesifik, dengan harga Rp800.000 hingga Rp8 juta, org yang mau membeli hanya dari ekonomi menengah ke atas," jelasnya.