Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Dunia Anjlok, Ekonom Jelaskan Penyebabnya

Harga CPO berjangka anjlok selama dua hari berturut-turut pekan ini di Bursa Derivatif Malaysia. Apa penyebabnya?
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Muhammad Faisal mengungkapkan jatuhnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar internasional utamanya disebabkan oleh dibuka kembalinya keran ekspor CPO dari Indonesia.

Menurutnya, Indonesia adalah produsen terbesar CPO dan selama ini pasokan ekspor Indonesia lebih dari pada 50 persen pasokan dunia.

“Kenaikan atau penurunan harga CPO ada faktor terbesar adalah di suplai ketika Indonesia membuka keran ekspornya. Kenapa, karena Indonesia produsen terbesar, lebih dari separo pasokan CPO Indonesia untuk internasional,” ujar Faisal kepada Bisnis, Rabu (6/7/2022).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor olahan CPO Indonesia pada 2021 meningkat 21,8 persen menjadi 25,7 juta ton dibandingkan dengan 2020 yang hanya 21,1 juta ton.

“Kita bukan terbesar tapi juga dominan. Sehingga hal ini mempengaruhi harga CPO di tingkat internasional. Ketika ada larangan meningkat, tapi ketika dibolehkan ekspor lagi cepat turun lagi,” kata Faisal.

Harga CPO di pasar global mulai melandai pertengahan Juni setelah Indonesia mengakhiri larangan ekspor minyak nabati itu. Harga CPO berjangka anjlok selama dua hari berturut-turut pekan ini di Bursa Derivatif Malaysia. Kontrak untuk pengiriman September ditutup merosot 4,1 persen ke 4.171 ringgit per ton pada perdagangan Selasa (5/7/2022), setelah anjlok 7,6 persen sehari sebelumnya.

Faisal menambahkan, penyebab lainnya penurunan harga CPO dipengaruhi pada sisi permintaan. Dia menyebut China sebagai negara yang paling besar menyerap CPO saat ini berkurang drastis permintaannya karena lockdown. Selama ini, berdasarkan data BPS volume ekspor ke China sepanjang 2021 meningkat 7,12 persen menjadi 4,7 juta ton setara 17,55 dari total volume ekspor Indonesia.

“Kita tahu kayak negara-negara seperti China sejak kuartal II melambat pertumbuhannya, demand domestiknya karena kebijakan zero covid policy menyebabkan pertumbuhannya tertahan. Demand-nya otomatis melemah,” ujarnya.

Selain itu, kata Faisal, ancaman resesi beberapa negara di dunia termasuk Amerika Serikat menyebabkan permintaan CPO menurun. “Ini agregat sinyal pelemahan demand yang berefek melemahnya harga CPO,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper