Bisnis.com, SOLO - Indonesia diprediksi raup keuntungan ekonomi besar karena dapat dengan cepat merangkul era baru pembayaran real-time.
Berdasarkan laporan ACI Worldwide bersama GlobalData pada edisi ketiga laporan Prime-Time for Real Time 2022, diperkirakan PDB berpotensi meningkat 2,7 persen tahun 2026.
Menurut laporan ini, outlook positif tersebut adalah hasil dari beberapa faktor: serangkaian kondisi pasar yang mendukung; pemerintah secara terbuka menyatakan keinginan untuk menciptakan peta jalan ekonomi digital terintegrasi yang lengkap hingga 2025; dan komitmen bank sentral untuk memastikan sektor keuangan sejalan dan mendukung inisiatif tersebut.
Laporan yang melacak volume dan pertumbuhan pembayaran real-time di 53 negara itu meliputi studi terhadap dampak ekonomi untuk pertama kalinya, memberikan pandangan komprehensif mengenai manfaat ekonomi bagi konsumen, bisnis, dan ekonomi yang lebih luas di 30 negara. Laporan ini mencakup semua negara G20, kecuali Rusia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah yang memajukan modernisasi real-time pada infrastruktur pembayaran nasional mereka menciptakan situasi yang sama-sama menguntungkan bagi semua pemangku kepentingan dalam ekosistem pembayaran.
Konsumen dan bisnis mendapatkan manfaat dari layanan pembayaran yang cepat, mulus, dan sangat terhubung. Kemudian, institusi keuangan bisa mempertahankan bisnis mereka di lingkungan yang sangat kompetitif dengan mempercepat modernisasi yang mengedepankan cloud dan berpusat pada data.
Baca Juga
Di jalan yang sama, pemerintah pusat terus mendongkrak pertumbuhan ekonomi, mengurangi ekonomi semu (shadow economy) dan menciptakan sistem keuangan yang lebih adil bagi semua.
Adapun peningkatan itu terjadi karena adanya juga momentum besar di Indonesia, di antaranya:
• Peluncuran jaringan pembayaran real-time nasional pertama, BI-FAST di tahun 2021.
• Transaksi real-time diperkirakan akan mencapai 1,6 miliar pada 2026
Komponen penting dari ambisi Indonesia adalah peluncuran sistem pembayaran real-time BI-FAST pada Desember 2021.
BI-FAST membentuk tulang punggung infrastruktur pembayaran real-time negara ini dan saat ini sudah melebihi ekspektasi.
Jumlah bank dan institusi yang berpartisipasi sudah bertambah menjadi 52 dalam enam bulan pertama, menurut pengumuman terakhir dari pemerintah.
BI-FAST dikombinasikan dengan populasi besar Indonesia, ketergantungan tinggi terhadap pembayaran berbasis kertas, kepemilikan kartu pembayaran yang rendah, dan perdagangan antar perbatasan yang besar dengan negara tetangga Malaysia, Thailand, dan Singapura memberikan lingkungan yang ideal bagi perkembangan pesat pembayaran real-time.
Indonesia juga mendapatkan manfaat dari terlambatnya negara memulai pembayaran real-time, karena dengan ini Indonesia dapat mengevaluasi dan mengadopsi teknologi dan praktik terbaik dari seluruh dunia.
Ini bisa dilihat dengan implementasi pusat infrastruktur sentral modern dan teruji, dan solusi gateway partisipan yang memanfaatkan standar data keuangan terbaru, ISO 20022, untuk menyelaraskan ekosistem pembayaran real-time negara ini.
Pentingnya memodernisasi sistem dalam mentransformasi pembayaran digital bisa dilihat di negara tetangga Malaysia. Kesuksesan skema pembayaran real-time RPP Malaysia, yang juga berbasis infrastruktur ISO 20022 dan mendorong solusi interoperabilitas wilayah inovatif adalah contoh utama.
“Indonesia memiliki sangat banyak peluang pembayaran real-time,” kata Chee Cheng Ong, SVP and Head of ASEAN, ACI Worldwide.
Ia mengatakan, Indonesia mungkin ditakdirkan menjadi pemain terdepan dalam pembayaran real-time, baik di wilayah ASEAN maupun global dalam tahun-tahun mendatang.
“Asia Pasifik tetap berada di lini depan dalam inovasi pembayaran real time saat basis real time berputar menuju transaksi volume yang lebih besar dan layanan yang lebih canggih untuk bisnis dan pelanggan kami,” ucap Leslie Choo, Managing Director of Asia-Pacific, ACI Worldwide.
Leslie kemudina berharap adanya evaluasi dengan mengembangkan linkage demi menyediakan infrastruktur real time pan-regional yang sesungguhnya. Sehingga nantinya terbuka kunci manfaat ekonomi yang jauh lebih besar dan membuka sektor finansial formal untuk populasi besar unbanked dan underbank.
“Dengan memungkinkan transfer uang antara pihak dalam hitungan detik bukannya hari, pembayaran real-time meningkatkan keseluruhan efisiensi pasar dalam ekonomi,” kata Owen Good, Head of Advisory, Centre for Economics and Business Research.