Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto menilai penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar justru mempersulit masyarakat.
Politisi PKS ini menambahkan era teknologi sekarang ini harusnya membuat semua serba simpel, tapi ini malah dibuat ribet. Menurut dia, hari pertama pendaftaran MyPertamina dibuka pada 1 Juli, laman https: //subsiditepat.mypertamina.id/ tidak dapat diakses. Berbagai kritik dilayangkan oleh netizen di media sosial Twitter.
"Sistem penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian Pertalite dan solar menurut saya kurang tepat. Justru ini menambah keribetan rakyat memperoleh haknya. Walau kebijakan ini untuk mengatur distribusi BBM bersubsidi agar tepat sasaran, tapi tujuannya belum jelas," tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (3/7/2022).
Ia pun memerinci sejumlah kekurangan MyPertamina sebagai salah satu syarat pembelian Pertalite dan Solar. Mulai error pada aplikasi, kontroversi penggunaan ponsel sebagai sarana pembayaran di SPBU, pembayaran lewat aplikasi yang hanya tertaut pada LinkAja, hingga aplikasi tersebut yang mendapat review kurang memuaskan di Playstore dan App Store. Bahkan, MyPertamina menjadi salah satu topik paling trending, dengan 10.500 cuitan.
Rofik juga mempertanyakan siapa yang bisa mendaftar di sistem MyPertamina, apa kriterianya, bagaimana Pertamina tahu yang mendaftar ini adalah mereka yang berhak dan apakah ada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi pembandingnya.
Menurutnya, data yang disajikan DTKS tidak akurat. Alhasil, tanpa ada kriteria yang jelas, siapapun bisa mendaftar di MyPertamina, termasuk orang kaya yang tidak berhak.