Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Ungkap Tantangan Sektor Penerbangan

Kadin mengungkapkan sejumlah tantangan di sektor penerbangan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sektor Perhubungan Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sektor Perhubungan Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut sejumlah tantangan sektor penerbangan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang mulai membaik.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sektor Perhubungan Denon Prawiraatmadja mencatat adanya sejumlah tantangan ke depan yang dihadapi oleh sektor penerbangan.

Dia memaparkan tantangan sejumlah sektor tersebut yaitu terkait dengan ketersediaan pesawat yang terbatas. Saat ini, paparnya, ada sekitar 40 persen dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi.

Kemudian, lanjutnya, jam operasi yang juga masih terbatas di sejumlah bandara di Indonesia. Tak hanya itu, dengan kondisi jumlah pesawat yang terbatas, maka preferensi maskapai hanya berfokus di rute-rute prioritas.

“Ada slot yang masih belum kami optimalkan, juga terkait restrukturisasi utang dan stimulus serta upaya negosiasi dengan lessor untuk skema baru sewa pesawat,” ujarnya dalam webinar Kadin, Kamis (27/6/2022).

Meski menghadapi tantangan, Denon meyakini tetap ada peluang untuk optimalisasi bisnis kargo dan penyelenggaraan penerbangan perintis di rute-rute dengan tingkat pergerakan rendah. Dengan demikian, pelaku usaha juga tetap optimistis terhadap isu-isu keberlanjutan untuk menemukan cara baru pada era normal baru di tengah penerapan kebijakan yang ketat dan ancaman depresi ekonomi.

Menurutnya diperlukan peran kebijakan strategi dengan berbagai pihak untuk memulai masa pemulihan. Terutama karena sektor penerbangan mulai menunjukan tren peningkatan.

Berdasarkan data trafik dari PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, mulai terlihat proses pemulihan di rute domestik hingga akhir tahun lalu telah mencapai 64 persen seperti sebelum masa pandemi yang mencapai 110 juta penumpang.

Sementara untuk kargo tercatat ada sebanyak 157 juta kg atau sebesar 98 persen sebelum pandemi yang mencapai 565 juta kg.

“Untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan industri perlu upaya intens dengan sinergi stakeholder kebijakan baik-baik regulator pemerintah sehingga pemulihan industri bisa terwujud,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan industri penerbangan sebagai moda transportasi domestik dan internasional juga terdampak akibat turunnya frekuensi mobilitas masyarakat. Namun, lanjutnya, seiring dengan pemulihan kesehatan dan ekonomi industri penerbangan perlahan bangkit.

Selain itu, kebijakan relaksasi aturan perjalanan yang diberikan oleh pemerintah seperti pembebasan persyaratan dari Tes PCR dan khususnya antigen apabila telah divaksinasi dosis kedua hingga booster akan memudahkan masyarakat untuk melakukan penerbangan domestik.

Bagi penerbangan internasional, kebijakan pembebasan karantina juga telah diterapkan apabila sudah divaksin booster, meski harus tetap tes PCR pada saat jalur masuk (entry).

Sejumlah pagelaran internasional seperti Presidensi G20 diharapkan bisa terus mendongkrak mobilitas penumpang internasional hingga puncak acara pada November 2022.

Sebagai hasilnya industri penerbangan udara mulai bangkit dan memimpin pertumbuhan PDB di sektor transportasi. Tercatat sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 53,2 persen secara tahunan pada kuartal I/2022. Ini mengindikasikan mulai adanya pemulihan dari tahun sebelumnya.

Badan Pusat Statistik ataupun BPS juga telah mencatat penumpang angkutan udara domestik pada kuartal I/2022 mencapai 10,7 juta penumpang atau naik 55,5 persen secara tahunan.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara internasional pada periode yang sama tercatat tumbuh hingga 200 persen lebih.

Meski demikian, peningkatan jumlah perubahan yang sudah tercatat pada kuartal I/2022 masih jauh dari pemulihan sebelumnya untuk kembali ke level prapandemi.

“Untuk menjaga performa industri penerbangan serta memulihkan kapasitasnya seperti sebelum pandemi, Kadin melihat perlu adanya recovery plan industri penerbangan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan lintas sektor,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper