Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Jadi Pemberi Utang Terbesar untuk Indonesia. Nilainya Rp901.23 Triliun

Singapura tercatat sebagai negara kreditor terbesar yang memberikan pinjaman ke Indonesia. Pinjaman yang diberikan mencapai US$60,9 miliar per kuartal I/2022.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$411,5 miliar pada kuartal I/2022.

Posisi ini turun jika dibandingkan dengan posisi pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$415,7 miliar.

Singapura tercatat sebagai negara kreditor terbesar yang memberikan pinjaman ke Indonesia. Pinjaman yang diberikan mencapai US$60,9 miliar atau Rp901,23 triliun (Rp14.800/US$) per kuartal I/2022.

Posisi kedua negara pemberi pinjaman terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) sebesar US$31,83 miliar, yang kemudian diikuti oleh Jepang sebesar US$25,8 miliar, China US$22 miliar, dan Hong Kong US$16,8 miliar.

Selanjutnya, negara yang juga memberikan pinjaman cukup besar kepada Indonesia, yaitu Korea Selatan, Belanda, Jerman, Perancis, dan Inggris, dengan masing-masing pinjaman sebesar US$6,3 miliar, US$5,3 miliar, US$5,2 miliar, US$3,9 miliar, dan US$3,8 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa struktur utang luar negeri Indonesia hingga kuartal I/2022 tetap sehat karena didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“ULN Indonesia pada kuartal I/2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang tetap terjaga di kisaran 33,7 persen,” katanya.

Erwin mengatakan, struktur utang luar negeri Indonesia pun tetap sehat, tercermin dari dominasi ULN jangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,9 persen dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata dia.

Erwin menambahkan, peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper