Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Resesi Ekonomi Jegal Rencana IPO di AS

Penurunan IPO yang terjadi di AS bahkan lebih besar dari yang terjadi secara global. Volume AS turun 95 persen dari titik ini tahun lalu, dibandingkan dengan hanya penurunan 41 persen di negara lain.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Ancaman resesi pada perekonomian AS menjadi penghalang bagi penawaran umum perdana saham bagi emiten yang nilainya mencapai US$4,9 miliar pada tahun ini.

Capaian itu menurun 6 persen dari total yang telah diraih pada paruh pertama tahun 2021, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.

Pencatatan pada tahun ini tertinggal jauh dari rata-rata lima tahun senilai US$47 miliar untuk periode tersebut.

Kendati demikian, para calon emiten meyakini IPO akan berlangsung pada musim panas ini dan bahkan di sisa tahun ini jika prospek ekonomi tidak meningkat.

"Semua indikator yang sangat menjadi fokus investor ini akan membutuhkan momentum positif sebelum kita dapat mengharapkan peningkatan dalam aktivitas pasar modal," kata Wakil Kepala Pasar Modal Ekuitas JPMorgan Chase & Co. Alaoui Zenere.

Penurunan IPO yang terjadi di AS bahkan lebih besar dari yang terjadi secara global. Volume AS turun 95 persen dari titik ini tahun lalu, dibandingkan dengan hanya penurunan 41 persen di negara lain.

“Jika pasar stabil untuk jangka waktu yang berkelanjutan, kita bisa melihat jumlah pasokan yang layak. Namun, jika pasar terus bergejolak, perusahaan akan mengambil pendekatan yang hati-hati dalam mengakses pasar modal,” ungkapnya.

Sepanjang 2022, baru ada dua IPO emiten di AS yang telah menghimpun lebih dari US$500 juta.

Keduanya adalah Manajer aset alternatif TPG Inc. mengumpulkan US$1,1 miliar pada Januari, sementara Bausch + Lomb Co., perusahaan produk perawatan mata senilai US$630 juta pada Mei.

Saham TPG turun 13 persen hingga penutupan Senin, berlomba dengan penurunan 18 persen S&P 500 tahun ini. Begitu pula dengan Bausch + Lomb telah jatuh 13 persen dalam 1,5 bulan pertama sebagai perusahaan publik.

Kondisi penurunan itu membuat calon emiten menunda rencana IPO-nya.

Misalnya, Coinbase Global Inc. yang telah mengumumkan penundaan rekrutmen dan membatalkan penawaran kepada beberapa kandidat pekerja setelah sahamnya kehilangan lebih dari tiga perempat valuasinya tahun ini.

Adapun, produsen kendaraan listrik Rivian Automotive Inc., telah berjuang dengan kekurangan pasokan dan gangguan manufaktur, setelah mengumpulkan hampir US$14 miliar dalam IPO terbesar ke-13 di dunia tahun lalu. Namun, saham Rivian turun 73 persen sejak 1 Januari.

Kinerja Anjlok

Perusahaan yang go public di AS pada tahun lalu tenggelam hingga 44 persen berdasarkan rata-rata tertimbang sejak listing. Hanya sekitar sepersepuluh dari sekitar 500 perusahaan diperdagangkan di atas harga penawaran mereka.

Perusahaan swasta, terutama perusahaan rintisan teknologi yang telah menghabiskan beberapa tahun terakhir meningkatkan valuasi yang luar biasa untuk mengantisipasi IPO memilih mundur dari rencana.

Tidak satu pun startup teknologi yang didukung modal ventura senilai US$1 miliar atau lebih berhasil go public di AS tahun ini, menurut penyedia data PitchBook.

Wakil Kepala ECM Wells Fargo & Co Lear Beyer dan Craig McCracken mengatakan pertama kalinya dalam 5 tahun, perusahaan publik seperti perusahaan teknologi baru dengan pertumbuhan cepat belum meraih profit karena mencatatkan performa buruk.

Mereka kalah dari perusahaan lainnya yang menghasilkan uang karena investor mereka mengalihkan uang ke arus kas.

Sementara itu, kemacetan antrean perusahaan yang telah mengajukan IPO di Komisi Sekuritas dan Bursa Efek AS dalam satu tahun terakhir sudah mencapai 185 entitas.

Angka itu belum termasuk startup yang menyerahkan pengajuan tanpa publikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper